Minggu, 5 Mei 2024

Perlu Ada Efektivitas Penanaman Pancasila kepada Pelajar di Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara.

Ikhsan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan, penerapan Pancasila dalam proses pendidikan di Surabaya sudah dilakukan. Anak didik telah dibekali lima sila Pancasila.

Bukan hanya menghapal pancasila, saat di sekolah, para murid juga dibiasakan dengan kegiatan berkaitan dengan nilai Pancasila. Mulai dari menyanyikan lagu Nasional dan berdoa bersama.

Tidak hanya itu, saat mengawali pelajaran di kelas, Pancasila juga dibacakan secara bersama. “Kami selalu menekankan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” katanya kepada suarasurabaya.net.

Misalnya sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Siswa diajarkan untuk saling toleransi dan mengaplikasikannya ketika bersama teman-temannya di sekolah.

“Tidak ada kami mengajarkan, oh, saya harus berkumpul bersama agama yang sama. Kami mengajarkan, bahwa mereka semua adalah bagian dari anak Indonesia,” ujarnya.

Pada sila kedua dan ketiga berkaitan kemanusiaan dan persatuan indonesia. Para siswa diajar bukan hanya memperhatikan teman sekelasnya yang mengalami musibah, tapi juga ketika terjadi musibah di kota lain.

“Kalau ada program sumbangan di Pemkot Surabaya untuk korban bencana di daerah lain, daftarnya banyak itu, para siswa ini​ turut menyumbang,” katanya.

Martadi Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya mengakui, penerapan pembelajaran Pancasila di Surabaya sudah diterapkan. Tapi ada yang perlu diefektifkan kembali.

“Mungkin di Pramuka-nya. Selama ini kegiatan ekstrakulikuler di Surabaya lebih kepada pengembangan bakat dan minat, perlu diefektifkan ekstra yang menekankan nilai kebangsaan,” ujarnya.

Memang sudah ada program Sekolah Kebangsaan, tapi Martadi menilai belum banyak siswa yang terlibat dalam kegiatan itu. Ini yang perlu diefektifkan kembali.

“Kemudian di mata pelajaran juga. Anak bukan hanya lulus ujian PKn saja, tapi harus lulus perilakunya juga. Itu yang penting,” katanya.

Pada tataran perilaku, guru memberikan andil yang cukup besar. Guru tidak hanya mengamati perilaku siswa, tapi menerapkan nilai pancasila dalam perilakunya sendiri.

Sebab menurut Martadi, sebagaian besar siswa belajar dengan pola imitatif. Meniru perilaku orang tua dan orang-orang di lingkungannya, termasuk di lingkungan sekolah.

“Nah, kalau lingkungannya sudah mencerminkan nilai-nilai Pancasila, sebetulnya anak itu selesai. Karena yang dilihat dan yang dicontoh adalah perilaku yang mencerminkan pancasila,” ujar Martadi. (den/bid/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
32o
Kurs