Jumat, 26 April 2024

ITS dan Kanada Bahas Pengembangan Aktuaria di Indonesia

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Delegasi Kedutaan Kanada bersama perwakilan ITS Surabaya. Foto: Humas ITS Surabaya

H E Peter MacArthur Delegasi Kedutaan Besar Kanada dipimpin Duta Besar Kanada untuk Indonesia kunjungi ITS Surabaya, bahas perkembangan kerjasama antara ITS dengan beberapa universitas di Kanada, terkait pengembangan jurusan aktuaria di Indonesia.

Seperti diketahui, mulai tahun ini ITS telah membuka Departemen Sains Aktuaria yang telah diinisiasi oleh dua departemen yang ada sebelumnya, yakni Matematika dan Statistika.

Untuk pendirian departemen Sains Aktuaria ini, ITS juga telah menjalin kerjasama dengan University of Waterloo, Kanada. Pemerintah Kanada sendiri selama ini dikenal sangat concern terhadap pengembangan ilmu aktuaria.

Prof Joni Hermana MSc ES PhD., Rektor ITS mengatakan, departemen Sains Aktuaria ini sangat prospek di masa depan. “Saya berharap ada kerjasama lain dengan universitas-universitas di Kanada dengan ITS untuk pengembangan ilmu akturia ini lebih jauh lagi,” terang Joni Hermana.

Menanggapi hal tersebut, H E Peter MacArthur mengungkapkan rasa senangnya untuk bisa bekerja sama dengan ITS. “Kami sangat senang bisa memfasilitasi program ini, karena pada dasarnya Kanada dan Indonesia sejak lama sudah banyak melakukan kerja sama di bidang lain,” ujar Peter Mac Arthur.

Saat diungkapkan masih minimnya kerjasama yang ada antara ITS dengan universitas di Kanada, Dubes Kanada ini berjanji akan membantu mengupayakan peningkatan kerjasama dengan universitas-universitas yang ada di Kanada.

“Ke depannya pengembangan kerjasama akan terus kami tingkatkan mulai dari kerjasama penelitian, training, maupun pemberian beasiswa,” tambah Peter.

Namun demikian, kata Peter, tentu saja nantinya akan ada peningkatan dalam seluruh aspek yang berkaitan dengan ilmu aktuaria, dan tidak menutup kemungkinan adanya kerjasama program studi master degree di University of Waterloo.

Sementara itu, Dr rer pol Heri Kuswanto Msi SSi, Ketua Departemen Pascasarjana Statistika menjelaskan, aktuaria merupakan ilmu yang mempelajari pengelolaan risiko keuangan di masa mendatang. Namun, hampir 90 persen aktuaris yang bekerja di Indonesia saat ini masih merupakan tenaga ahli dari luar Indonesia.

Karena itu, Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan perguruan tinggi di Indonesia untuk mendirikan program studi aktuaria.

“Ada delapan perguruan tinggi yang ditunjuk untuk mendirikan aktuaria ini di antaranya ITB, UI, IPB, UM, ITS, Universitas Pelita Harapan (UPH), dan Universitas Prasetiya Mulya,” terang Heri Kuswanto.

Heri menambahkan, untuk lebih memaksimalkan dan memajukan jurusan aktuaria yang terhitung baru ini, ITS menggandeng University of Waterloo melalui sebuah lembaga non-government dari Kanada bernama Risk Management, Economic Sustainability and Actuarial Science Development in Indonesia (READI), dan Pemerintah Kanada dalam hal ini memfasilitasi dosen serta mahasiswa dalam bentuk pemberian beasiswa.

“Sebanyak 18 mahasiswa saat ini mendapatkan beasiswa dari READI berupa biaya kuliah dan living cost selama kuliah di ITS,” papar Heri. Sedangkan dua dosen yang sudah kembali dari Kanada telah mendapatkan fasilitas berupa pelatihan langsung di University of Waterloo.

Para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tersebut berasal dari Departemen Matematika dan Statistika, dikarenakan Departemen Sains Aktuari baru akan menerima mahasiswa tahun ini.

Dari delapan perguruan tinggi yang ditunjuk untuk mengembangkan ilmu aktuaria di universitasnya, hanya ITS, UI dan IPB yang sudah berhasil mendirikannya. “Namun dari ketiganya tersebut, yang berhasil berdiri sendiri sebagai sebuah departemen hanya ITS, sedangkan UI dan IPB masih dalam bentuk program studi yang berada di bawah jurusan matematika,” ujar Heri.

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Matematika, Komputasi, dan Sains Data (FMKSD) Dr Dra Ismaini Zain MSi menambahkan, saat ini ada dua orang dosen lagi yang dikirimkan ke University of Waterloo untuk mempelajari kurikulum ilmu aktuaria, mulai 30 April-4 Mei.

“Saat ini lebih fokus pada pembahasan penerapan program Co-Op (Co-Operation, red), yakni program magang perusahaan namun jangka waktunya satu semester dan diberi gaji layaknya karyawan,” ujar Ismaini Zain.

Selain itu, lanjut Ismaini Zain, fasilitas yang diberikan oleh READI adalah Math Outreach yakni kegiatan penyuluhan untuk mengenalkan aktuaria secara detail. “Hal ini sudah berjalan satu tahun dan berbuah manis. Alhamdulillah ilmu akturia banyak diminati oleh calon mahasiswa yang akan masuk ITS,” pungkas Ismaini Zain.(tok/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs