Rabu, 24 April 2024

KBRI Den Haag Tawari Jatim Mengekspor Rempah-Rempah ke Belanda

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pertemuan Delegasi Pemprov Jatim di KBRI Den Haag, Senin (19/11/2018). Foto: Humas Pemprov Jatim

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag Belanda menawarkan agar Jatim lebih banyak berpartisipasi dalam ekspor rempah-rempah ke Belanda pada 2019 mendatang.

Fikry Cassidy Wakil Kepala Perwakilan KBRI Den Haag mengatakan ini saat menyambut kedatangan rombongan kunjungan kerja DPRD dan Pemprov Jawa Timur ke Belanda, Senin (19/11/2018).

Menurut Fikry, pada 2019 mendatang sektor rempah-rempah akan menjadi satu di antara komoditi ekspor unggulan ke Belanda. Dia menawarkan agar Jatim tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Nanti kami informasikan detailnya dan memastikan supaya Pemprov Jatim maupun pemkab/pemkot di Jatim ikut berpartisipasi. Jatim kan, terkenal dengan rempahnya” kata Fikry dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (20/11/2018).

Menurut Fikry, komoditi ekspor ke Belanda selain kelapa sawit harus mulai dilakukan karena ada kebijakan dari pemerintah Uni Eropa untuk mengurangi penggunaan kelapa sawit.

“Kelapa sawit penyumbang terbesar perdagangan Indonesia dengan Belanda. Ke depan Indonesia memang harus punya komoditi baru supaya ada kompensasi jika kebijakan ini diterapkan,” ujarnya.

Fikri menambahkan, total perdagangan Indonesia dengan Belanda pada 2017 lalu mencapai 5 miliar dolar dengan surplus sekitar 3,5 miliar dolar. Sedangkan pada 2018, sampai bulan Agustus, perdagangan sudah mencapai 3,6 miliar dolar.

“Targetnya, akhir tahun ini bisa mencapai 5 miliar dolar,” katanya.

Rombongan Pemprov Jatim yang dipimpin Abdul Halim Iskandar Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur menyambut baik tawaran kerjasama KBRI Den Haag tentang ekspor rempah-rempah itu.

Soekarwo Gubernur Jatim tidak bisa memimpin rombongan ini karena harus mendampingi Jokowi Presiden dalam kunjungan kerja di Jawa Timur pada 18-19 November 2018.

Pakde Karwo menitipkan sambutannya kepada Ketua DPRD untuk dibacakan. Salah satunya tentang nilai ekspor Jatim ke Belanda pada periode 2014 sampai September 2018 yang cenderung fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan 3,45 persen.

Ekspor ke Belanda menyumbang 2,33 persen per tahun terhadap total ekspor Jawa Timur ke berbagai negara lainnya. Ada lima komoditas Jatim yang diekspor ke Belanda: produk kimia, kayu, barang dari kayu, bahan kimia organik, alas kaki, serta kendaraan dan komponen kendaraan.

Sementara, kata Halim mengutip sambutan Pakde Karwo, pertumbuhan nilai impor Jatim dari Belanda selama 2014 sampai September 2018 cenderung menurun dengan rata-rata pertumbuhan 1,68 persen per tahun.

Impor dari Belanda atas keseluruhan angka impor Jatim dari negara lain menyumbang 0,81 persen per tahun. Lima komoditi impor dari Belanda di antaranya mesin, kapal laut, kapal terbang dan bagiannya, aluminium, serta jangat dan kulit mentah.

Dari tahun ke tahun, Investasi Belanda ke Jawa Timur, menurut Pakde Karwo, mengalami peningkatan. Hingga triwulan ketiga 2018 investasi belanda sebesar Rp290 miliar dengan jumlah 65 proyek dan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 5.358 orang.

Sedangkan, 5 Investasi terbesar Belanda di Jawa Timur antara lain pembangkit tenaga listrik (PT. Paiton Energy), industry sabun, deodoran dan pasta gigi (Unilever Indonesia, TBK), dan Electric Tools Industry (PT. Philip Ralin Elektronik/PT. Philip Indonesia).

Pemprov Jatim sedang mengembangkan digitalisasi dalam upaya pencanangan e-smart province dengan mengintegrasikan aplikasi dari berbagai sektor. Digitalisasi ini meliputi e-smart economy, e-smart governance, e-smart living, dan e-smart environment.

Selain itu, ekonomi digital di Jatim juga sudah mulai dibangun lewat kerja sama Pemprov Jatim dengan marketplace untuk produk UKM di Jatim. Pakde Karwo berharap KBRI Den Haag memberi dukungan pengembangan investasi, perdagangan, industri kreatif, dan ekonomi digital.

“Lewat dukungan dari KBRI maka program-program tersebut akan mengalami percepatan pertumbuhan yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat Jawa Timur yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Halim membacakan sambutan Pakde Karwo.

Soal pengembangan ekonomi digital, Fikry Cassidy Wakil Kepala Perwakilan KBRI Den Haag mengatakan, Belanda memiliki ambisi untuk menjadi center digital di Uni Eropa meskipun penduduknya sedikit.

Penetrasi penggunaan internet di Belanda, kata Fikry, sangat merata atau mencapai 90 persen. Demikian halnya penggunaan online shopping-nya (marketplace) yang telah mencapai 100 persen.

“Ini merupakan kesempatan besar bagi pemerintah Indonesia untuk bukan hanya fokus di perdagangan tapi juga belajar mengenai ekonomi digital yang telah dikembangkan,” ujar Fikry.(den/dim/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs