Sabtu, 27 April 2024

KPAI dan LPSK Temui Anak Korban Ledakan di RS Bhayangkara

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia bersama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara. Foto: Istimewa

Komisi Perlindungan Anak Indonesia bersama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu (16/5/2018). Kedatangan mereka untuk melihat kondisi tujuh anak, diantaranya anak yang menjadi korban ledakan dan anak dari terduga pelaku.

Susanto Ketua KPAI mengatakan dari kasus tersebut, penanganan pada anak korban maupun terduga pelaku harus ditangani secara serius. Anak-anak membutuhkan rehabilitasi secara tuntas dan komprehensif dengan berbagai pendekatan, baik dari sisi sosial, psikologis dan pendekatan agama.

Dalam hal ini, pihaknya akan menggandeng tenaga kesehatan, psikolog, hingga unit pelayanan perempuan dan anak (PPA) kepolisian. Karena KPAI menilai anak-anak tersebut membutuhkan rehabilitasi yang serius. Terutama, pada anak-anak dari terduga pelaku, yang masih memiliki pandangan atau pemahaman radikal dari orang tuanya.

“Saat ini trend infiltrasi radikalisme sudah bergerser, dari pola tradisional jadi pola baru. Kalau dulu melalui guru, dan teman sebaya. Tapi saat ini, sudah melalui pola pengasuhan. Ini kejahatan yang serius,” kata Susanto, di RS Bhayangkara, Rabu (16/5/2018).

Untuk itu, kata Susanto, pada proses pengasuhan nanti, butuh dilakukan assesment. Bukan hanya soal kompetensi dan keterampilan bagaiman cara pengasuhannya. Pihaknya akan memastikan anak-anak tersebut bisa diberikan pengasuhan oleh orang yang tepat. Sehingga, mereka tidak lagi terpapar paham radikal, yang selama ini diberikan orangtua.

“Kita harus pastikan, terutama dari keluarganya yang nanti akan mengasuh. Harus dipastikan tidak memiliki pemikiran yang radikal. Kita akan hadirkan psikolog yang ahli dibidang agama. Jangan sampai diasuh dengan paham radikalisme lagi,” tuturnya.

Dari kejadian itu, Susanto mengimbau kepada seluruh masyarakat agar waspada dan memastikan, anak-anaknya mendapatkan ajaran yang benar, cinta tanah air, komitmen pada NKRI. Serta tidak lagi menyebar foto maupun dokumentasi lainnya, yang berkaitan dengan anak terduga pelaku. Baginya, mereka hanya korban, yang perlu bantuan kita semua untuk meluruskan pandangannya. (ang/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs