Kamis, 18 April 2024

Mahasiswa ITS Ciptakan Gering

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Saat Gering dilakukan uji coba. Foto: Humas ITS Surabaya

Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terinspirasi masih tingginya angka kematian akibat serangan jantung, membuat inovasi; Gering, singkatan Gelang Monitoring Tingkat Kelelahan Tubuh.

Elysa Nensy Irawan, Rivanul Luqman Pradana, dan Ulya Farahdina, yang membuat Gering untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Gering didesain menyerupai gelang selebar 5 sentimeter yang dipasang pada pergelangan tangan agar mudah digunakan oleh pengguna ketika beraktivitas.

Terdapat 3 sensor pada tiap gelang ini yang memang digunakan. “SHT11 untuk mendeteksi suhu tubuh, sensor oxymeterpulse mendeteksi denyut nadi, dan sensor MAX30100 mendeteksi kadar oksigen, serta LED (Light Emitting Diodes),” terang Elysa Nensy Irawan, ketua tim.

Hasil pembacaan dari sensor-sensor tersebut, menurut mahasiswi yang biasa disapa Nensy ini, akan diolah menggunakan Neural Network yang terintegrasi dalam android untuk pengklasifikasian data menjadi normal, lelah, serta sangat lelah.

Data yang terukur oleh sensor dapat ditampilkan pada aplikasi android bernama GeringApp. Selain itu, kelebihan dari Gering sendiri adalah adanya GPS yang memungkinkan keberadaan pengguna dapat dipantau oleh kerabat pengguna.

“Karena serangan jantung bersifat mendadak, maka penting untuk menambahkan GPS agar kerabat dapat langsung mengetahui posisi penderita jika terdapat tanda-tanda serangan jantung,” ungkap mahasiswi Departemen Fisika tersebut.

Nensy pun menjelaskan bahwa apabila pengguna berada dalam kondisi sangat lelah, maka GeringApp akan menampilkan Warning Notification dan mengirimkan pesan kepada nomor ponsel kerabat yang telah didaftarkan pada GeringApp.

“Warning Notification ini berisi data denyut nadi, suhu tubuh, kadar oksigen, dan lokasi pengguna,” tambah Nensy.

Nensy berharap Gering dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat dengan cara menekan angka kematian akibat serangan jantung.

“Juga semoga dapat membantu masyarakat memonitoring kemampuannya dalam melakukan aktivitas, sehingga kesehatan jantungpun tetap terjaga dan dapat mengurangi biaya pengecekan medis berkala yang mahal,” pungkas Nensy.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
28o
Kurs