Sabtu, 27 April 2024

Sapardi Luncurkan Novel Ketiga Yang Fana Adalah Waktu dari Trilogi

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Sapardi Djoko Damono di peluncuran novel ketiga trilogi Hujan Bulan Juni yang berjudul Yang Fana Adalah Waktu di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (16/3/2018). Foto : Antara

Novel ketiga dari trilogi Hujan Bulan Juni karya sastrawan Sapardi Djoko Damono berjudul Yang Fana Adalah Waktu remi diluncurkan, Jumat (16/3/2018).

Novel pertama yang berjudul Hujan Bulan Juni pertama kali diterbitkan pada Juni 2015. Sedangkan novel keduanya Pingkan Melipat Jarak hadir pada Maret 2017 bertepatan dengan perayaan usianya ke-77 tahun.

Antara melansir, novel Hujan Bulan Juni awalnya lahir sebagai puisi pada 1989. Kemudian puisi itu beberapa kali beralih wahana menjadi lagu, cergam, novel, buku hingga film layar lebar yang tayang November 2017 silam.

Trilogi novel Hujan Bulan Juni ini sendiri mengisahkan hubungan manusia yang diwarnai perbedaan budaya dan agama. Pingkan dan Sarwono, karakter dalam novel, menyiasati lingkungan sosial itu hingga kisah mereka memberi makna lebih atas kasih sayang.

Di dalam novel ketiga ini, terdapat juga buku kecil berisi sajak-sajak untuk Pingkan yang ditulis oleh Sarwono, karakter yang dibuat oleh Sapardi.

“Sarwono yang nulis, saya hanya bantu tulis,” seloroh Sapardi di Perpustakaan Nasional, Jumat (16/3/2018).

Peluncuran Yang Fana Adalah Waktu juga diramaikan oleh pembacaan sajak dari Sapardi yang diiringi nyanyian Nyak Ina Raseuki (Ubiet). Selain itu ada juga penampilan dari Arini Kumara, Umar Muslim dan Tatyana Soebianto yang melagukan sajak-sajak Sapardi.

Pria kelahiran 20 Maret 1940 ini telah menerbitkan sejumlah buku puisi, esai, fiksi, dan drama asli dan terjemahan sejak 1969.

Penghargaan atas pencapaian selama ini telah diterimanya dari Freedom Institute (2003), Akademi Jakarta (2012), dan Habibie Award (2016) serta penghargaan pencapaian seumur hidup di bidang kebudayaan dari FIB UI (2017).

Dia juga pernah menerima Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putera (Malaysia, 1984), dan SEA-WRITE Award (Thailand, 1988).

Pensiunan Guru Besar UI ini masih mengajar dan membimbing tesis serta disertasi mahasiswa pascasarjana di IKJ, UI, Undip dan ISI Surakarta. (ant/tna/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs