Jumat, 3 Mei 2024

Tiga PTS Gabungan Terima Hibah dari Jerman

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Sejumlah mahasiswa Korea yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Surabaya saat membuat jamu tradisional. Foto: Totok/Dok. suarasurabaya.net

Tiga PTS gabungan, Universitas Surabaya, Universitas Ma Chung Malang, dan Universitas Pembangunan Jaya Bintaro, Tangerang selatan, memenangkan proposal internasional dan menerima hibah penyelenggaraan National Multiplication Training (NMT) dari DAAD dan German Rectors Conference (HRK) Jerman.

Pendanaan hibah diperoleh dari The Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) Jerman. Dari total 120 proposal (8.33 persen), 10 proposal berhasil lolos dan dipilih panitia untuk melaksanakan Dialogue on Innovative Higher Education Strategies (DIES) NMT pada 2018.

Sedangkan ke 10 proposal yang lolos tersebut berasal dari 10 negara yakni: Indonesia, Columbia, Congo, Cuba, Ghana, Laos, Myanmar, Tanzania, Kenya, dan Republik Mali.

Kegiatan NMT di Indonesia yang diberi nama Indonesia’s Deans’ Course for Private Higher Education Institution (INADC – PHEI) diselenggarakan 5-7 Februari 2018 di Ubaya Surabaya dan pada 21-23 Mei 2018 digelar di Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro.

Tim komite yang terdiri dari Dr. Tatas Brotosudarmo (Universitas Ma Chung) sebagai kordinator, Dr Leenawaty Limantara (UPJ) dan Dr. Nemuel Pah (Ubaya) berhasil menggandeng International Test Center (ITC) memberikan nilai tambah kepada 25 pimpinan PTS terpilih untuk mendapatkan program hibah e-learning dan sertifikasi internasional literasi Digital Internet and Computing Core Certification (IC3) bagi seluruh mahasiswa dari peserta workshop INADC-PHEI tahun 2018 yang dinyatakan lulus dalam kegiatan INADC-PHEI 2018.

IC3 adalah sebuah sertifikasi kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan ilmu serta pemahaman seseorang di bidang komputer dalam lingkup akademik dan professional.

Pemberian program hibah e-learning dan sertifikasi literasi digital dari Certiport ini merupakan bentuk penerapan atas pelatihan yang telah didapat dari batch 1 INADC – PHEI 2018 di Surabaya yang akan diumumkan pada akhir workshop INADC-PHEI di Bintaro Jaya pada bulan Mei 2018.

Dengan adanya program ini diharapkan 25 perguruan tinggi yang mengikuti INADC-PHEI bisa meningkatkan daya saing dan sebagai bentuk inoviasi perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan baik di kawasan Asean maupun kawasan global secara umum.

Metode pembelajaran dalam kegiatan ini sangat beragam, interaktif, dan menarik, dengan rasio keterlibatan aktif peserta berbanding fasilitator (70:30) dengan beberapa pendekatan antara lain metode speed dating; presentasi; diskusi; penerapan teori U dari Otto Scharmer, refleksi; kerja kelompok; studi kasus; konsultasi rekan sejawat; Metaplan; Mindmapping; Gallery walk; Ice breaking; kuesioner; Kahoot QA; Role model dan konsultasi.

Ada banyak benefit yang diperoleh peserta training selain hibah e-learning dan sertifikasi literasi digital. Peserta sendiri adalah pemenang beasiswa INADC-PHEI dari DAAD Jerman yang seleksi kepesertaannya bersifat kompetitif, dengan total 25 peserta dari 24 institusi, ditambah tim trainer yang berasal dari 7 institusi maka akan terjadi networking dari 31 institusi.

Multiplikasi pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama 50 jam training ditambah dengan Project Action Plan (PAP) diharapkan akan mempersiapkan peserta training menjadi multiplier nasional di bidang kepemimpinan dan tata kelola Perguruan Tinggi yang berkualitas. Lewat training ini PAP para peserta akan dibukukan sebagai bahan acuan tata kelola Perguruan Tinggi di Indonesia.(tok/den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
31o
Kurs