Jumat, 17 Mei 2024

Bencana Longsor dan Banjir di berbagai Daerah Kembali Telan Korban Jiwa

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Bencana longsor terjadi di Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting dan Kelurahan Tikalabaru Kecamatan Tilaka Kota Manado, Sulawesi Utara pada Jumat (1/2/2019). Foto: BNPB

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, bencana banjir, longsor dan puting beliung masih menjadi ancaman bagi masyarakat selama bulan Februari 2019 ini. Curah hujan berintensitas tinggi masih akan terjadi di wilayah Indonesia.

“BMKG telah memprakirakan curah hujan tinggi selama bulan Februari 2019 akan terjadi di Aceh bagian barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Barat bagian timur laut, Kalimantan Tengah bagian utara, Sulawesi Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan bagian utara, Kalimantan Tenggara, Papua Barat dan Papua,” ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/2/2019).

Dia menjelaskan, curah hujan deras dan kondisi tanah yang labil telah menyebabkan longsor di Desa Medeng dan Desa Sungkung II Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat pada Kamis (31/1/2019) pukul 21.30 WIB .

“Longsor menyebabkan tiga orang meninggal dunia, dua orang hilang dan 11 rumah tertimbun. Permukiman warga berada di bawah lereng perbukitan saat longsor menimbun 11 rumah. Dari tiga korban meninggal dunia salah satunya adalah balita,” jelasnya.

Kata Sutopo, pencarian dua orang yang hilang masih dilakukan oleh tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat. Akses yang cukup sulit menyebabkan tim SAR kesulitan mengakses lokasi, dan pencarian hanya dapat dilakukan dengan sepeda motor.

Sementara itu, hujan deras yang berlangsung selama tiga jam telah menyebabkan banjir di beberapa titik, diantaranya di Perumahan Citraland, Taman Puspa, Pakuwon, Bukit Palma di Kota Surabaya pada Kamis (31/1/2019) pukul 15.30 WIB.

“Banjir menyebabkan satu anak pelajar SMP YPPK Wiyung yang terseret arus masuk ke dalam gorong-gorong,”kata Sutopo.

Menurut Sutopo, kronologi kejadiannya bermula ketika motor orang tua korban mogok karena banjir, sehingga ayah korban mendorong sepeda motor, sementara korban bersama adiknya berjalan di belakang sekitar 10 meter dari sang ayah.

Selang beberapa saat, korban bermain gabus di pinggir sungai yang meluap sekitar 30 centimeter ke jalan. Tanpa sepengetahuan ayahnya, tiba-tiba korban terperosok ke dalam sungai yang mengalir deras. Adik korban sempat berusaha menolong, namun keduanya hanyut terbawa arus banjir. Adik korban berhasil diselamatkan warga yang kebetulan lewat di lokasi, sedangkan korban hilang terbawa arus.

Pencarian dilakukan oleh petugas SAR dan masyarakat dengan menyusuri pinggiran sungai dengan menggunakan perahu karet. Pada pukul 20.10 WIB, korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan langsung dievakuasi menggunakan ambulance ke rumah orangtuannya. Sementara, Banjir telah surut pada pukul 22.00 WIB.

Selain itu, Sutopo mengatakan, longsor juga terjadi di Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting dan Kelurahan Tikalabaru Kecamatan Tilaka Kota Manado, Sulawesi Utara pada Jumat (1/2/2019) pukul 08.00 WITA. Longsor menyebabkan dua orang meninggal dunia dan beberapa rumah rusak berat.

BPBD Kota Manado Bersama TNI, Polri, relawan dan masyarakat melakukan penanganan longsor. Hingga saat ini, BPBD masih melalukan pendataan dampak longsor.

Bulan Januari dan Februari adalah puncak bencana banjir, longsor dan puting beliung. Selama Januari 2019, telah terjadi 366 kasus bencana yang menyebabkan 94 orang meninggal dan hilang, 149 orang luka-luka, 88.613 orang mengungsi dan terdampak, 4.013 unit rumah rusak meliputi 785 rusak berat, 570 rusak sedang, 2.658 rusak ringan, dan 146 fasilitas umum rusak. Lebih dari 98 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi. Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sulawesi Selatan merupakan bencana yang banyak menimbulkan korban meninggal dan hilang.

Dalam periode yang sama, yaitu 1 Januari hingga 31 Januari, jumlah kejadian bencana tahun 2019 lebih banyak daripada tahun 2018. Perbandingan bencana antara tahun 2018 dan tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah kejadian bencana naik 57,1 persen, korban meninggal dunia dan hilang naik 308,7 persen, korban luka-luka naik 186,5 persen, korban mengungsi dan terdampak turun turun 49,8 persen, dan jumlah rumah rusak turun 59,7 persen.

Sementara itu, kata dia, bencana banjir dan longsor yang melanda 13 kabupaten/kota yaitu Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap , Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai tercatat pada Jumat (1/2/2019) adalah 79 orang meninggal dunia, satu orang hilang, 46 orang luka-luka,dan 9.429 orang mengungsi.

Kerusakan fisik meliputi 559 unit rumah rusak, 22.156 unit rumah terendam, 13.808 ha sawah terendam, serta merusak 12 unit tempat ibadah,8 fasilitas pemerintahan, dua unit pasar, 34 unit jembatan, dan 70 fasilitas Pendidikan. Gubernur Sulsel telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari yaitu sejak 23 Januri hingga 6 Februari mendatang.

Masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung.

Orangtua hendaknya lebih meningkatkan pengawasan terhadap anaknya, jangan melakukan aktivitas di sekitar sungai karena seringkali terjadi peningkatan debit sungai secara tiba-tiba karena hujan deras di hulu sungai.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap longsor, karena bencana ini seringkali terjadi tiba-tiba. Beberapa tanda potensi longsor di perbukitan atau lereng antara lain, adanya retakan tanah, timbulnya amblesan, munculnya mata air atau rembesan air di lereng, pohon miring, atau air sumur serta kolam tiba-tiba menjadi keruh.(faz/wil/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
31o
Kurs