Sabtu, 4 Mei 2024

Jokowi Presiden Berbelasungkawa atas Wafatnya KH Maimoen Zubair

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden memberikan keterangan terkait wafatnya KH Maimoen Zubair, Selasa (6/8/2019), di Istana Negara, Jakarta. Foto: Farid suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden menyampaikan rasa belasungkawa atas wafatnya Kiai Haji Maimoen Zubair ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, hari ini, Selasa (6/8/2019), pukul 04.17 waktu Mekkah, Arab Saudi.

Menurut Presiden, ulama yang akrab disapa Mbah Moen adalah rujukan bagi Umat Islam terutama dalam bidang Ilmu Fikih (Hukum Islam).

Jokowi mengungkapkan, Mbah Moen sosok yang sangat gigih menjaga persatuan dan kesatuan. Bahkan, mantan Wali Kota Solo itu sering mendapat wejangan dari Kiai Maimoen Zubair, bahwa NKRI harga mati.

“Kita tahu bahwa beliau adalah kiai kharismatik, kiai yang selalu menjadi rujukan rujukan bagi Umat Islam, terutama dalam hal fikih, dan beliau juga sangat gigih dalam menyampaikan NKRI harga mati. Oleh sebab itu, kita sangat kehilangan,” ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019) usai membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019.

Atas nama pemerintah dan seluruh Rakyat Indonesia, Presiden mendoakan supaya Mbah Moen mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan.

“Saya atas nama Pemerintah, seluruh Rakyat Indonesia berbelasungkawa atas wafatnya beliau. Semoga bisa diterima di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan,” imbuh Presiden.

Pada kesempatan itu, Jokowi menceritakan kenangannya berkunjung ke Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, dan melaksanakan Salat Maghrib berjamaah, di mana Mbah Moen sebagai imam.

Presiden juga mengatakan, masih menyimpan sorban warna hijau pemberian Kiai Maimoen Zubair, waktu masa kampanye Pilpres 2019.

Sekadar informasi, KH.Maimoen Zubair yang meninggal dunia pada usia 90 tahun merupakan seorang ulama, ahli fikih (Hukum Islam) dan muharrik (penggerak).

Semasa hidupnya, ulama kelahiran Rembang, 28 Oktober 1928, juga pernah berkiprah di dunia politik.

Ayah dari Taj Yasin Wakil Gubernur Jawa Tengah itu, tercatat pernah menjadi Anggota DPRD Rembang selama 7 tahun.

Kemudian, Mbah Moen juga sempat menjabat Anggota MPR RI Utusan Daerah Jawa Tengah.

Karena kedalaman ilmu, kharisma dan pengalamannya, Kiai Haji Maimoen Zubair didaulat sebagai Ketua Dewan Syariah Partai Persatuan Pembangunan. (rid/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
30o
Kurs