Jumat, 26 April 2024

Mahasiswa Surabaya Kritik Pemerintah Lewat Karya Seni Video Mapping

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Karya seni video mapping bertajuk Egosentris yang dipamerkan pada Festival Visuarekan di Auditorium Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS), Surabaya, Jumat (25/10/2019). Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Nabil Soraya mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) mengkritik pemerintah lewat sebuah karya seni video mapping bertajuk “Egosentris”. Bersama rekannya, Greg yang seorang seniman patung, ia menggabungkan seni video dan seni rupa untuk menggambarkan demonstrasi mahasiswa yang masif digelar sebulan belakangan.

Dipamerkan pada Festival Visuarekan di Auditorium ISSTS, Surabaya ia memasukkan video-video demonstrasi mahasiswa yang ia tembakkan ke sebuah patung wajah dan layar hitam.

“Nah. Saat ini kan banyak, kayak demo-demo ini, karena keresahan masyarakat pada sistem saat ini. Saya meresponi dengan video tersebut. Di mana seorang pemimpin yang seharusnya menjadi panutan kita, yang mengabdi pada kita. Tapi dia menuruti kepentingan politiknya, tidak seharusnya seorang politisi hanya mementingkan diri sendiri. Tapi rakyat juga,” ujarnya pada Jumat (25/10/2019).

Melalui teknologi video mapping, ia menembakkan gambar anjing dan babi pada patung wajah. Sekilas, patung wajah yang tadinya berbentuk manusia menjadi berwajah anjing dan babi.

“Kalau anjing seperti tadi, Presiden. Pemimpin negara hanya menurut saja. Apa kata partai, DPR, koalisi. Menurut saja. Tapi dia tidak punya ketegasan. Wakil rakyat, DPR, saya ibaratkan babi. Karena sangat kotor permainannya,” jelasnya.

Tak hanya itu, posisi proyektor yang lebih tinggi dari patung wajah, juga ia simbolkan sebagai rakyat. Menurutnya, rakyat lebih mengerti apa yang harus dilakukan pemerintah. Yang menarik lagi, di atas patung, ada kain hitam yang berbentuk mahkota. Di sana, muncul video mahasiswa yang sedang berdemo.

“Mahkota itu, sebuah simbol raja. Disitu ada gambarnya video mahasiswa. Yang merepresentasikan rakyat. Saya bicara kalau rakyat itu paling tinggi di bangsa ini,” pungkasnya. (bas/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs