Jumat, 19 April 2024

Siraman Patimasang, Airnya Berasal dari Tujuh Sumber

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Patimasang putri sulung Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur melaksanakan Siraman, di kediaman keluarga Khofifah Jalan Jemursari VIII, Kamis (27/6/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Patimasang putri sulung Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur melaksanakan Siraman, salah satu upacara pernikahan sesuai adat istiadat Jawa, di kediaman keluarga Khofifah Jalan Jemursari VIII, Kamis (27/6/2019).

Prosesi ini berlangsung sejak siang sekitar pukul 13.00 WIB, diawali dengan permohonan restu dari Patimasang kepada Khofifah, diikuti proses menyiram calon mempelai wanita dengan air yang sudah tersedia di gentong.

Air dalam gentong untuk siraman ini, sebagaimana dijelaskan oleh Pambirawa (pembawa acara) Siraman, adalah air yang istimewa. Karena air itu diambil dari tujuh sumber air yang ada.

“Dari sumber air di Makam Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Ampel. Juga dari sumber air zam-zam, dari sumur rumah kediaman Jemursari, dan dari Masjid Muajad,” kata Pambirawa.

Pambirawa menjelaskan, tujuh (pitu) artinya pitulungan (pertolongan). Sehingga, air dari banyak tempat itu menyimbolkan permohonan restu dari orang banyak. Karena itulah tidak hanya Khofifah yang menyiramkan air itu ke tubuh Ima, panggilan akrab Patimasang.

Sejumlah istri pejabat Forkompinda seperti Istri Kapolda, Pangdam, dan Kajati juga menyiramkan air ke calon mempelai wanita. Selain itu ada para Nyai Jawa Timur yang turut menyiramkan air. Seperti Nyai Masykur Hasyim, Nyai Faridah Salahuddin Wahid, Nyai Masruroh Wahid, Nyai Mutammimah Hasyim Muzadi, dan Nyai Mahfudah Ubaid.

Prosesi selanjutnya, Khofifah menyiramkan air dari kendi sebagai simbol penyucian jiwa dan restu dari orang. Kendi yang dipakai untuk menyiram kemudian dipecahkan dengan cara dijatuhkan.

Prosesi siraman ini tergolong lengkap. Khofifah sempat melakukan proses “berjualan dawet” yang menyimbolkan harapan agar pengantin mendapatkan rezeki yang melimpah di kemudian hari.

Khofifah Indar Parawansa setelah menjalani semua proses itu mengatakan, penggunaan adat istiadat Jawa dalam pernikahan putrinya itu menjadi bagian dari melestarikan budaya.

“Ya, ini menjadi bagian dari mengenalkan kembali budaya Jawa kepada generasi kita saat ini. Supaya budaya ini terus lestari,” katanya.(den/tin/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs