Jumat, 26 April 2024

PCNU Surabaya: Semua Pihak Harus Menahan Diri

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Muhibbin Zuhri Ketua PCNU Surabaya. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Dr Muhibbin Zuhri Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya mengimbau agar semua pihak baik di Surabaya maupun di Papua untuk menahan diri.

“Karena ini cukup pelik. Saya cukup lama mengikuti, yang di Tambaksari, memang ada gerakan-gerakan mahasiswa yang saya rasa cukup kritis, yang mengarah separatisme. Mengibarkan bendera bintang kejora dan lain sebagainya,” ujarnya, Senin (19/8/2019).

Di sisi lain, peristiwa kemarin bermula dari tersebarnya kabar temuan Bendera Merah Putih yang dimasukkan ke got di media sosial. Menurutnya, pengepungan di Asrama Jalan Kalasan Surabaya tidak terjadi begitu saja.

“Ada sambungannya dengan peristiwa-peristiwa yang lalu. Kemudian muncul kesimpulan, ini (bendera dibuang ke got) pasti kerjaan Mahasiswa Papua. Tapi itu, kan, dugaan ya. Harusnya diproses melalui prosedur hukum yang tepat, dan tidak boleh juga ada ungkapan kata-kata yang merendahkan,” katanya.

Dia berharap semua pihak, termasuk masyarakat dan pemerintahan di Papua, harus menahan diri. Pada akhirnya, peristiwa di Surabaya kemarin Jumat efeknya secara nasional. Kabar pengepungan itu sampai juga ke masyarakat Papua.

“Akhirnya menimbulkan sentimen negatif, yang ini juga sangat mengancam kepada dinamika sosial politik menjadi tidak kondusif. Jadi saya minta semua pihak, termasuk warga Papua dan Pemerintah setempat agar menahan diri, tidak segera mengambil kesimpulan atas hanya satu kejadian kemarin,” katanya.

Soal penanganan Mahasiswa Papua oleh pihak kepolisian di Jalan Kalasan kemarin, dia mempercayakan kepada pihak kepolisian. Menurutnya mereka sudah bertindak dengan perhitungan-perhitungan sesuai SOP dan melalui pertimbangan matang.

Dia mengimbau Banser dan Ansor di bawah NU bertindak dengan lebih hati-hati dalam merespons apapun terkait masalah yang sedang terjadi. Menurut Muhibbin, Banser dan Ansor ada di garda terdepan menjaga NKRI sebagai bentuk perjuangan NU dan Ulama.

“Kita harus hati-hati, jangan bertindak sendiri-sendiri, harus berkoordinasi dengan aparat keamanan. Kemudian selanjutnya menunggu perintah dari organisasi. Yang penting pertama kali, adalah persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan NKRI,” ujarnya.(den/tin/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs