Rabu, 8 Mei 2024
Para Mahasiswa yang Terjebak di Wuhan

Mereka Tertawa-tawa di Video Supaya Orang Tuanya Tidak Khawatir

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Gubernur Jatim saat pertemuan di Grahadi dengan orangtua mahasiswa yang terjebak di Wuhan, Rabu (29/1/2020) malam. Foto: Denza suarasurabaya.net

“Kalau mereka masih tampak tertawa-tawa di video, kami tahu, itu supaya orang tuanya tidak terlalu khawatir,” kata Subandi, orang tua salah satu mahasiswa asal Jatim di Wuhan, China, kepada Khofifah Gubernur Jatim, Rabu (29/1/2020) malam.

Dosen Bahasa Jepang di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu adalah ayah Brandy Juan Ferrero, salah satu mahasiswa asal Jatim yang sedang berkuliah di jurusan Hubungan Internasional di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, China.

Brandy menjadi satu dari 11 mahasiswa asal Jawa Timur yang sedang menempuh pendidikan di CCNU, Wuhan, ketika Virus Korona merebak, sampai pemerintah setempat menutup semua akses masuk maupun keluar dari kota itu.

“Mereka sekarang sehat. Saya tetap komunikasi, dan setiap kali video call, anak saya memang berupaya tetap tegar. Tapi saya sendiri sering mengelus dada,” kata pria yang pada akhirnya tak kuasa menahan air mata di hadapan Khofifah.

Pada intinya, Subandi menyampaikan harapannya, supaya pemerintah segera memulangkan mahasiswa asal Jatim di kampus CCNU, Wuhan, China, termasuk anaknya. Sebagaimana harapan orang tua mahasiswa lainnya.

Sampai saat ini, total ada 11 mahasiswa asal Jawa Timur yang berada di CCNU Wuhan. Selain Brandy, 10 mahasiswa lainnya adalah Mahasiswa Unesa yang mendapat beasiswa memperdalam Bahasa Mandarin.

Pihak kampus Unesa sampai saat ini terus berkomunikasi secara intensif dengan 10 mahasiswa yang masih tertahan di Wuhan. Komunikasi panggilan video melalui salah satu aplikasi itu setidaknya dilakukan tiga sampai empat kali dalam sehari.

Selain itu, para mahasiswa ini juga diminta mengirimkan video aktivitas mereka di sana. Saat memasak, saat berkumpul di dormitory (asrama) kampus, juga video tentang gambaran suasana di luar kampus. Di video-video itulah mereka tampak ceria.

Tidak hanya Subandi, Dirhan orang tua Diany Luciana Aisyah, satu dari 10 mahasiswa jurusan Bahasa Mandarin di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang juga terisolir di Wuhan, menyampaikan hal yang sama. Dia juga tak kuasa menahan tangis.

Dirhan justru sangat jarang berkomunikasi dengan putrinya. Dia mengaku tidak kuat menahan emosi. “Tadi sebelum ke sini (Grahadi) sempat video call. Tapi ibunya yang ngobrol, saya enggak kuat. Bisa nangis,” katanya.

Kepada Khofifah, dia juga menyampaikan harapan yang sama. Dari kabar yang dia baca di berita sejumlah media massa, kekhawatirannya akan putrinya semakin bertambah. Dia berharap putrinya bisa segera pulang ke rumah.

Sama halnya seperti yang disampaikan Fahrurrozi Kakak dari Husnia, salah satu mahasiswa Unesa asal Surabaya yang juga mendapat beasiswa Bahasa Mandarin di Kampus CCNU Wuhan. “Harapannya, bisa segera pulang. Itu saja.”

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengaku telah menyampaikan keluh kesah para orang tua mahasiswa dalam pertemuan di Gedung Negara Grahadi Rabu malam itu kepada Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI. Mekanisme evakuasi, kata Khofifah, masih dimatangkan pemerintah pusat.(den/ipg)

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
30o
Kurs