Kamis, 28 Maret 2024

Dilema Social Distancing Bagi Masyarakat dengan Pendapatan Harian

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Sulaiman seorang pedagang buah potong di dekat Pasar Pucang, Jalan Pucang Anom Surabaya. Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Pandemi Virus Corona (COVID-19) di Jawa Timur makin meluas. Di Surabaya dengan 29 kasus positif per Senin (23/3/2020), menempatkannya sebagai zona merah Covid-19 di provinsi ini.

Namun, hal ini tak selalu berbanding lurus dengan pemahaman masyarakat pada cara pencegahan penyebaran COVID-19, yang salah satunya dengan membatasi interaksi sosial, bekerja dirumah, untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini.

Sebab, hal ini berdampak besar bagi masyarakat di sektor nonformal yang menggantungkan hidup dari pendapatan harian. Belum lagi, ada juga dari masyarakat Indonesia yang tidak tahu tentang virus ini.

Sulaiman misalnya. Ia sudah berjualan buah potong dengan gerobaknya selama 34 tahun di dekat Pasar Pucang, Jalan Pucang Anom, Surabaya. Siang ini, Selasa (24/3/2020), suarasurabaya.net berkesempatan berbincang dengan Sulaiman soal wabah ini.

Ketika ditanya apa dia tahu soal Corona atau COVID-19, ia langsung menjawab “Durung (belum)”. Ia malah menjelaskan soal bahayanya Leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus.

“Bahaya itu kan, kencing e tikus itu? Iya iya. Bahaya itu,” katanya.

Tapi, meskipun tidak tahu apa itu Virus Corona atau COVID-19, ia tahu betul dampak ekonomi penyakit ini buatnya. Ia mengaku, sejak beberapa hari lalu dagangannya sepi pembeli. Beberapa kali, ia harus membawa pulang sisa buah yang tidak laku setelah berjualan sampai malam.

Ia juga mengatakan, dia mendengar kalau pemerintah meminta masyarakat tidak keluar rumah. Dia juga menunjukkan kepada suarasurabaya.net kalau jalanan di Pucang Anom tidak sesepi sekarang. Ia mengaku, tak mungkin buat dia tetap tinggal di rumah.

“Yo ini kerja jualan buah manis. Yah gimana ya, ya agak sulit (kalau harus dirumah). Kan untuk cari makan tiap hari,” katanya lugas.

Kemarin, Senin (23/3/2020) Irjen Pol Luki Hermawan Kapolda Jatim menegaskan, aparat TNI dan Polri akan membubarkan kerumunan orang tanpa terkecuali merespon penyebaran virus corona yang makin meluas di Jawa Timur.

Lebih dulu, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terus mengampanyekan agar setiap masyarakat untuk sementara melakukan pembatasan sosial dengan tidak keluar rumah. (bas/ang/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 28 Maret 2024
26o
Kurs