Jumat, 19 April 2024

Jatim Terapkan Ilmu Perubahan Perilaku dari Inggris untuk Adaptasi Kebiasaan Baru

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Acara peluncuran kerja sama dengan Dubes Inggris Raya. Foto: Humas Pemprov Jatim

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Inggris Raya soal penguatan penerapan protokol kesehatan masyarakat lewat Program Pelatihan Behavioural Science atau ilmu perubahan perilaku.

Duta Besar Inggris Raya dan Nudgeplus, dalam kerja sama ini, akan memberikan pelatihan Behavioral Science kepada tim Humas Pemprov Jatim untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang protokol kesehatan.

Owen Jenkins Dubes Kerajaan Inggris Raya untuk Indonesia dan Timor Leste bilang, “The Nudge Unit” menjadi terkenal di Inggris karena merancang kebijakan yang mampu mengubah perilaku lewat sebuah pesan sederhana.

“Saya senang, pemerintah Jawa Timur mengambil langkah progresif menggandeng nudgeplus melakukan hal serupa. Saya senang mendukung Jawa Timur untuk membantu mengatasi penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Pandemi Covid-19 ini, kata Owen, adalah masa-masa sulit. Berdiri bersama menghadapi tantangan Covid-19, menurutnya, merupakan hal yang sangat berarti. Dia berterima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim.

“Jawa Timur teman lama Kerajaan Inggris Raya. Kami punya banyak kesamaan nilai dan bekerja keras bersama di berbagai bidang. Program ini untuk membantu Jawa Timur menempatkan rencana komunikasi terkait Covid-19 yang efektif dengan metode penelitian ilmu perilaku,” ujarnya.

Menurutnya, pendekatan dengan metode ini telah banyak dipakai oleh layanan publik di Inggris untuk menghasilkan beragam solusi efektif berbiaya rendah dalam meningkatkan kualitas pelayanan mereka.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur dalam kegiatan peluncuran kerja sama lewat Webinar Zoom Meeting, Kamis (1/10/2020), menyampaikan apresiasinya kepada Dubes Kerajaan Inggris Raya.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Duta Besar Inggris untuk kesekian kalinya memberikan support kepada Pemprov Jatim,” ujarnya. Format dari para expert Nudgeplus, menurutnya, akan memudahkan Pemprov berinovasi mengajak masyarakat patuh protokol kesehatan.

Dia menegaskan, akan ada intervensi yang akan dilakukan Pemprov Jatim dalam hal tatanan kebiasaan baru berbasiskan ilmu perubahan perilaku yang dikembangkan di Inggris yang disesuaikan dengan kultur masyarakat Jatim.

Upaya penerapan protokol kesehatan dengan metode ini menjadi bagian dari upaya keseluruhan yang telah diperkuat oleh berbagai lini yang dia klaim sangat efektif di Jawa Timur.

Dalam dua minggu terakhir operasi Yustisi yang dikombinasikan dengan kampanye “Pakai Masker” di berbagai kota dan kabupaten menjadikan Jatim sebagai provinsi di Jawa dengan Kasus Aktif COVID-19 terendah.

Hanya 3.455 atau setara 7.84 persen kasus aktif Covid-19 sampai Jumat (2/10/2020) yang masih dirawat. Dia berharap, penerapan Ilmu perubahan perilaku dalam kampanye protokol kesehatan bisa semakin menekan penyebaran Covid-19.

“Mudah-mudahan semuanya akan memberi manfaat besar bagi masyarakat sehingga bisa segera beradaptasi dengan kebiasaan baru. Mengingat sampai sekarang Covid-19 tidak ada yang tahu kapan berakhir,” ujarnya.

Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur berharap program pelatihan kerja sama lintas negara ini bisa semakin meningkatkan kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

“Kolaborasi lintas negara ini bisa membawa manfaat konkrit. Di tengah pandemi ini harus terus dicoba berbagai cara menekan penyebaran virus. Pendekatan behavioural ini memang kita butuhkan,” ujarnya.

Menurutnya, penerapan protokol kesehatan tidak sesederhana penjelasannya. Harus terbangun kesadaran yang mendalam di dalam diri masyarakat juga para pelaku usaha. Berbagai pendekatan perlu dilakukan.

“Sebagaimana disampaikan Bu Gubernur, ini penting. Harapannya, outcome dari behavioral insight memunculkan kesadaran diri sendiri untuk menjaga kesehatan antarsesama. Banyak pendekatan psikologi yang dipakai,” katanya.

Dia sampaikan lebih lanjut, program berbasis behavioural science ini akan mendorong praktik adaptasi kebiasaan baru yang efektif. Emil optimistis, metode ini bisa digaungkan ke seluruh daerah di Indonesia.

“Yang paling penting adalah kesadaran masyarakat. Ada sense of belonging, ada sense of protecting each other. Saat kita mengingatkan, justru kita care. Pakai masker bukan berarti menyinggung tetapi melindungi orang lain,” katanya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs