Sabtu, 27 April 2024

Najelaa Shihab: Orang Tua dan Guru Jangan Saling Menyalahkan di Depan Anak

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Najelaa Shihab saat menjadi narasumber Live Instagram KelaSS Pintar, Rabu (29/7/2020) dengan tema "Mendukung Anak Belajar di Rumah". Foto: Tina suarasurabaya.net

Orang tua dan guru seharusnya tidak bersikap saling melempar beban atau menyalahkan di depan anak selama pembelajaran jarak jauh atau sekolah daring. Di masa pandemi ini, orang dewasa sebaiknya mengajarkan pentingnya rasa empati kepada anak, bahwa situasi sulit dirasakan hampir semua orang.

Hal itu disampaikan Najelaa Shihab pendidik sekaligus pendiri Sekolah.mu. Menurutnya, perlu kerjasama yang baik antara orang tua dan guru saat ini. Keduanya harus memahami kesulitan yang dirasakan masing-masing, sehingga tidak saling menekan dalam mendidik anak atau murid.

“Selama orang dewasa di sekitar anak itu saling berempati, yang paling diuntungkan anak-anaknya. Kalau berhadapan sama orang dewasa, saling lempar tanggung jawab, maka kebutuhan tidak terpenuhi,” kata wanita yang akrab dipanggil Mbak Ela itu saat Live Instagram KelaSS Pintar, Rabu (29/7/2020) dengan tema “Mendukung Anak Belajar di Rumah”.

“Orang tua juga harus sadar, bahwa guru juga orang tua bagi anak-anaknya,” kata perempuan berusia 43 tahun yang akrab dipanggil Mbak Ela itu

Najelaa juga menekankan, baik guru dan orang tua harus memiliki manajemen emosi yang baik, mengingat di masa pandemi, orang tua harus multiperan dengan bekerja dan juga mendidik anak mereka di rumah. Untuk memiliki emosi yang baik, mereka harus memiliki ekspektasi yang realistis terhadap anak-anak. Salah satunya dengan tidak mengejar target ketuntasan kurikulum, tapi lebih memperhatikan kondisi psikologis anak-anak.

Selain itu, tidak menuntut diri sendiri berlebihan. Karena menuntut diri sendiri secara berlebih hanya akan menumpuk beban.

“Caranya punya ekspektasi yang realistis, tidak harus sempurna, jangan ekspektasikan anak tidak pernah salah. Juga jangan menuntut berlebihan ke diri sendiri. Kita perlu beradaptasi dan berusaha realistis melihat kondisi saat ini,” tambah Najelaa.

Proses pembelajaran di rumah, tentu menjadi tantangan sendiri bagi guru karena kondisi rumah murid yang berbeda. Ada yang memiliki gawai yang menunjang pembelajaran, namun ada yang tidak. Ada murid yang ditemani orang tuanya, ada yang tidak.

Untuk itu, Najelaa menyarankan adanya pola pembelajaran yang berbeda di setiap murid. Yakni dengan pola komunikasi yang berbeda karena kondisi dan situasi murid yang berbeda-beda pula.

Namun agar semua itu tercapai, orang tua juga harus menyampaikan hal itu kepada guru, agar guru dapat memahami keadaan masing-masing muridnya.

“Harus ada pola pengajaran yang berbeda dalam kondisi yang berbeda. Kalau nggak disampaikan, guru juga tidak memiliki informasi yang utuh,” ujar Najelaa.

Namun ia juga memberi beberapa catatan penting dalam menyoroti situasi pendidikan sekarang. Saat banyak orang mempermasalahkan kesenjangan belajar daring, menurut Najelaa, kesenjangan pendidikan di Indonesia sudah ada sejak dulu. Baik secara teknologi, fasiliatas, keterlibatan orang tua hingga kompetensi guru yang menurutnya sudah masuk dalam kondisi gawat darurat.

“Saya mau beri catatan, kalau berbicara soal kesenjangan, anak-anak yang belum mendapatkan kualitas yang baik bukan semata-mata karena isu pandemi. Tapi masalah kegawatdaruratan pendidikan di Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu,” imbuhnya.

Hanya saja, dengan adanya pandemi, isu kesenjangan semakin besar dan dirasakan lebih banyak publik.

Selain kesenjangan, Najelaa juga menyoroti masih banyaknya orang tua maupun guru yang masih berorientasi pada nilai. Hal tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh paradigma yang membandingkannya dengan masa lalu.

Dengan paradigma yang tidak berubah, maka sistem pendidikan juga sulit untuk berkembang.

“Mengubah paradigma itu sulit, karena punya pengalaman di masa lalu. Dunia ini di sektor pariwisata, transportasi, perbankan, sudah berubah. Tapi sekolah-sekolah prakteknya seperti ratusan tahun lalu tetap sama, ‘satu resep’ untuk semua anak,” kata Najeela.(tin/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
31o
Kurs