Sabtu, 27 April 2024

Pendidikan Kunci Peradaban Ingatkan Pentingnya Ilmu bagi Generasi Bangsa

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Flyer diskusi online yang digelar bertema Pendidikan Kunci Peradaban. Hadirkan Tasya Kamila penyanyi. Foto: Humas Astra

Di tengah pandemi Covid-19, diskusi online secara daring Pendidikan Kunci Peradaban gelaran SATU Indonesia Awards 2020 ingatkan pentingnya ilmu pengetahuan bagi generasi muda bangsa. Dikupas Tasya Kamila penyanyi dan Ai Nurhidayat.

Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 gelar diskusi online mengupas pendidikan, Pendidikan Kunci Peradaban menghadirkan penyanyi Tasya Kamila dan penerima SATU Indonesia Awards 2019 bidang pendidikan Ai Nurhidayat menjadi nara sumber.

Ai Nurhidayat atau yang dikenal dengan Penjaga Toleransi Multikultural berbagi kisah tentang pendidikan dari pengalamannya, sedangkan Tasya bercerita tentang pentingnya menempuh pendidikan, meski sukses jadi penyanyi.

Popularitas dan kesuksesan di dunia hiburan terkadang membuat banyak selebritas lebih memilih profesinya dibandingkan dengan pendidikan mereka. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk Tasya. Penyanyi yang sudah terjun ke dunia musik sejak usia tujuh tahun ini pun rela meninggalkan Indonesia demi kuliah di negeri orang.

“Dari usia muda, saya sudah merasakan sukses. Tapi, saya tidak mau berada di situ saja. Saya mau berkembang dan salah satunya adalah dengan mencari ilmu. Kalau uang bisa habis, tapi kalau ilmu, tidak akan pernah habis,” ujar Tasya.

Sementara bagi Ai Nurhidayat, pendidikan merupakan hal penting dalam mewujudkan gerakan masyarakat untuk mengapresiasi keberagaman di Indonesia. Bersama dengan teman-temannya di Dusun Cikubang, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi Pangandaran Jawa barat, Ai menginisiasi kelas multikultural dan menerima siswa dari seluruh pelosok negeri agar mereka dapat hidup bersama membangun koneksi antar ras, suku, agama, budaya serta tingkat ekonomi.

Gerakan ini berawal dari pertemuannya dengan seorang guru yang mengajar di SMK Bakti Karya yang hampir gulung tikar karena muridnya sedikit. Ai dan kawan-kawannya pun berinisiatif menyelamatkan sekolah tersebut dan mengintegrasikannya dengan Komunitas Sabalad pada tahun 2014 lalu.

Di SMK Bakti Karya, para siswa dari berbagai pulau di Indonesia belajar tentang multimedia, ekologi hingga 60 materi pokok multikulturalisme yang mengacu pada lima konsep dasar yakni penanaman nilai toleransi, semangat perdamaian, semangat berjaringan, berbudaya dan pembelajaran aktif.

Konsep belajar di luar ruangan juga banyak dilakukan oleh para murid SMK Bakti Karya seperti bercocok tanam, aktif dalam kegiatan masyarakat hingga turut berpartisipasi dalam kegiatan tradisi daerah.

Selain itu, siswa juga diajarkan membuka jalan pengetahuan tentang pandangan dunia dan referensi kerja dalam kelas profesi. Mereka juga diajak untuk menjadi agen perdamaian dalam kegiatan ekspresi perdamaian sekolah multikultural yang diajarkan dalam program Splash The Peace.

Hingga tahun 2019, kelas multikultural telah meluluskan 35 siswa dari 6 provinsi. Dan hingga kini terdapat 250 relawan dan kakak asuh yang turut membantu perjuangan Ai dan kawan-kawannya.

“Keinginan masyarakat dunia adalah mencapai perdamaian. Caranya bagaimana? Mempertemukan orang yang berbeda-beda, berinteraksi dalam jangka waktu yang cukup untuk saling memahami, mengenal, menciptakan sesuatu yang baru dan belajar dari kebudayaan lain. Setelah itu otomatis akan beradaptasi, otomatis akan bertoleransi dengan yang lain,” kata Ai Nurhidayat.

Seperti tahun sebelumnya, SATU Indonesia Awards menjaring anak muda hingga ke seluruh pelosok Indonesia yang tak kenal lelah memberikan manfaat bagi sekitarnya. Apresiasi diberikan kepada lima anak bangsa atas setiap perjuangan di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, Teknologi serta satu kategori yaitu kelompok yang mewakili bidang tersebut.

Di tahun 2020 ini, Astra juga memberikan tambahan kategori apresiasi khusus kepada para pejuang tanpa pamrih di tengah pandemi Covid-19. Meskipun pandemi di negeri ini belum berakhir, tetapi tidak menyurutkan minat pemuda Indonesia untuk mendaftarkan dirinya atau sosok yang dinilai pantas mendapatkan apresiasi ini.

Sejak pendaftaran dibuka pada 2 Maret 2020, jumlah pendaftar SATU Indonesia Awards 2020 telah mencapai lebih dari 2.000 pendaftar. Target jumlah pendaftar tahun ini diharapkan dapat melampaui jumlah pendaftar tahun 2019 yang mencapai 8.654 pendaftar.

SATU Indonesia Awards telah mengapresiasi 305 anak muda, yang terdiri dari 59 penerima tingkat nasional dan 246 penerima tingkat provinsi. Semangat para pemuda dalam berjuang menebar kebaikan bagi sekitarnya sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs