Jumat, 26 April 2024

Satgas Covid-19 Kembali Ingatkan Pentingnya Demonstran Menerapkan Protokol Kesehatan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Aksi unjuk rasa tolak omnibus law di Surabaya, berujung ricuh, Kamis (8/10/2020). Foto: Anton suarasurabaya.net

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menilai aksi penyampaian aspirasi secara terbuka atau unjuk rasa berdampak yang kurang baik terhadap penanganan pandemi.

Aksi yang melibatkan kerumunan massa dalam jumlah besar, mengakibatkan banyak peserta yang reaktif berdasarkan hasil tes.

Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, dari pencermatan terhadap peserta aksi, terdapat dua kelompok utama yang menyampaikan aspirasi secara terbuka.

“Pertama, kelompok mahasiswa, dan yang kedua kelompok buruh. Dari data sementara, massa yang diamankan di berbagai provinsi hasilnya sangat memprihatinkan,” ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Hasil pemeriksaan terhadap peserta aksi unjuk rasa, kata Dokter Wiku, banyak yang reaktif. Sebarannya di Sumatera Utara ada 21 dari 253 demonstran, DKI Jakarta ada 34 dari 1.192 demonstran, dan Jawa Timur ada 24 dari 650 demonstran.

Kemudian, di Sulawesi Selatan ada 30 dari 261 demonstran, Jawa Barat ada 3 dari 39 demonstran, DI Yogyakarta ada 1 dari 95 demonstran. Sementara hasil testing di Jawa Tengah masih dalam tahap konfirmasi.

“Ini adalah cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan yang merupakan contoh kecil saja bahwa Virus Corona dapat menyebar dengan cepat dan luas. Angka ini diprediksi akan meningkat dalam dua sampai tiga minggu ke depan,” jelasnya.

Dokter Wiku menjelaskan, ada peluang penularan yang tinggi dari demonstran yang positif Covid-19 kepada demonstran lainnya di lokasi yang sama.

Untuk mencegah penularan dari para demonstran, Satgas Covid-19 menganjurkan dua kelompok utama aksi unjuk rasa menjalani pemeriksaan. Demonstran mahasiswa menjadi tanggung jawab universitasnya.

“Kami imbau pihak universitas yang mahasiswanya mengikuti kegiatan tersebut, untuk melakukan identifikasi serta testing. Bagi mahasiswa yang reaktif untuk segera ditelusuri kontaknya, dan sediakan lokasi isolasi yang terindikasi reaktif atau positif,” ucapnya.

Bagi demonstran kelompok buruh, perusahaan yang buruhnya mengikuti aksi diarahkan membentuk Satgas Covid-19 tingkat perusahaan.

Satgas perusahaan itu berfungsi untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dalam melakukan screening buruh yang mengikuti aksi penyampaian aspirasi.

“Bagi yang hasil testingnya reaktif dapat segera ditelusuri kontaknya,” saran Wiku.

Lebih lanjut, anggota kepolisian yang bertugas mengamankan aksi unjuk rasa pun dianjurkan untuk melakukan testing.

Kalau ada yang reaktif, maka perlu dilakukan tracing kontak terdekatnya. Lalu, bagi masyarakat yang anggota keluarganya mengikuti aksi unjuk rasa untuk segera memeriksakan diri.

“Bagi yang memilih berdemonstrasi, perlu diingat demonstrasi tidak akan kehilangan esensinya kalau tetap berlaku damai dan patuh selama kegiatan berlangsung. Jaga jarak antar demonstran, selalu pakai masker, cuci tangan atau membawa hand sanitizer adalah salah satu andil anda memerdekakan bangsa ini dari pandemi Covid-19,” pungkas Wiku. (rid/dfn)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs