Jumat, 26 April 2024

Satu Tahun Khofifah-Emil, Suko Widodo: Perlu Menemukan Little Hero di Masyarakat

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Suko Widodo Pengamat Komunikasi Politik sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga. Foto: Istimewa

Suko Widodo Pengamat Komunikasi Politik sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga menyoroti program percepatan digitalisasi pada satu tahun kepemimpinan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur sudah menunjukkan gebrakan yang baik. Hanya saja, menurutnya, pasangan tersebut perlu menemukan ‘sosok pahlawan kecil’ dari kaum muda, yang dapat mendorong percepatan informasi di desa-desa.

Menurutnya, pemerintah perlu lebih banyak mendorong kompetisi-kompetisi teknologi, yang dapat berguna untuk membangun desa. Hal itu menurutnya menjadi cara ampuh untuk dapat melibatkan kaum muda menuju revolusi industri 5.0 untuk membantu percepatan pembangunan di Jatim, dimulai dari daerah.

Ia menyarankan agar Khofifah-Emil dapat memanfaatkan para pelajar SMK, untuk dapat mengembangkan teknologi inovasi di desa-desa, sehingga tidak hanya praktik kerja di perusahaan.

Untuk mendorong adanya pengembangan tersebut, lanjut Suko, Pemprov Jatim perlu menggandengan perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetisi teknologi inovasi, yang nantinya dapat digunakan untuk mendorong percepatan digitalisasi di daerah-daerah.

“Misal kompetisi penemuan teknologi untuk siswa SMA dan mereka membuat reputasi bagus. Harus menjaring berbagai perguruan tinggi jadi kita keroyok bareng revolusi industri 4.0. Lalu sama-sama menghasilkan little hero, yang bisa mengangkat orang-orang di daerah dan memberikan mereka kesempatan,” kata Suko kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (13/2/2020).

Suko mengatakan, pemerintah perlu memberikan kesempatan bagi para kaum muda daerah, untuk dapat berinovasi mengembangkan daerah mereka sendiri melalui teknologi.

Selebihnya, ia melihat apa yang sudah dilakukan pasangan Khofifah-Emil di bidang kreatifitas teknologi sudah baik. Salah satunya melakukan berbagai kolaborasi dan melibatkan banyak pihak, yang menjadi salah satu ciri menuju Revolusi Industri 5.0.

“Hal yang paling menonjol dulu keberanian tentang digitalisasi dalam internal. Tinggal dikembangkan untuk kaum muda. Revolusi teknologi yang besar dan strategis dan membuat semua lebih cepat,” paparnya.

Namun yang menjadi catatan Suko, Pemprov Jatim masih lemah dalam hal publikasi. Sehingga, apa yang sudah diprogramkan tidak langsung dapat diterima masyarakat.

“Kalau ada yang bilang kreatifitas (kepemimpinan Khofifah-Emil) kurang, itu karena publikasi yang lemah. Bagaimana orang-orang yang ada di Pacitan, Madura, dan yang di pucuk-pucuk gunung mau berpartisipasi kalau tidak dapat informasi yang memadai,” jelasnya.(tin/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs