Kamis, 25 April 2024

Epidemiolog Unair Ingatkan Masih ada Data Covid-19 yang Under Reported

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Dokter Windhu Purnomo Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Surabaya. Foto : Istimewa

Dr. dr. Windhu Purnomo, Ms, Dosen FKM Universitas Airlangga sekaligus Tim Kajian Epidemiologi FKM Universitas Airlangga mengatakan, per tanggal 29 September 2021 kasus konfirmasi Covid-19 di Surabaya bertambah sebanyak 36 orang.

Dokter Windhu menyatakan bahwa data yang ada saat ini adalah yang terekam, yang mana ia mengingatkan masih ada data maupun temuan lain yang masih belum dilaporkan di Surabaya.

“Itu yang terekam karena data yang dilaporkan itu masih under reported. Artinya masih ada kasus positif yang belum terdeteksi,” ujar dr. Windhu saat mengudara bersama Radio Suara Surabaya, Kamis (30/9/2021).

Suarasurabaya.net mencatat, dalam peta sebaran data di situs https://lawancovid-19.surabaya.go.id/, per tanggal 29 September ada tambahan kasus baru sebanyak 36 dan pasien dalam perawatan sebanyak 118.

Dalam fenomena adanya tambahan kasus terkonfirmasi di wilayah level 1 ini, dr. Windhu menyinggung soal testing di Indonesia yang masih belum ideal. Menurutnya strategi testing sangat berpengaruh pada jangkauan pemerintah dalam mendeteksi masyarakat yang sebenarnya memiliki gejala.

“Kita dalam hal testing sebenarnya belum ideal, upaya ini sangat penting agar orang yang terkonfirmasi positif segera bisa di isolasi. Proporsi testing kita masih 13 persen dari total jumlah penduduk negara ini,” ujar dr. Windhu.

Namun dr. Windhu menilai berbagai upaya penanggulangan yang telah dilakukan semua pihak sudah sangat bagus, termasuk di Surabaya itu sendiri.

Ia juga mengatakan terkait kondisi Surabaya yang sudah cukup bagus untuk sementara waktu, karena dalam beberapa waktu terakhir Surabaya cukup gencar melaksanakan percepatan vaksinasi.

Namun Dosen FKM Unair tersebut juga mengingatkan bahwa vaksin bukanlah jaminan dari tidak terpaparnya kita dari virus Covid-19 ini.

“Jangan merasa aman karena sudah vaksin kewaspadaan harus tetap kita jaga dengan menaati protokol kesehatan, jika tidak bisa rebound lagi kita nanti,” tegas dr.Windhu.

Selain mengingatkan masyarakat agar selalu menjaga prokes, dr. Windhu juga memberi masukan kepada tim Satgas dan pemerintah daerah untuk tetap melakukan survailens.

Menurutnya surveilans akan membantu pemerintah ataupun Satgas untuk melakukan monitoring terkait faktor dan penyebab apa saja yang bisa menyebabkan Covid-19 ini memburuk lagi.

“Surveilans ada dua faktor, yaitu faktor risiko dan penyebab. Jika tim Satgas menemukan penyebab memburuknya Covid-19 adalah prokes, maka tim satgas harus menegaskan masyarakat untuk taat prokes di ruang publik,” kata dr.Windhu.

Temuan penyebab dan risiko ini bisa diketahui melalui metode survailens, sehingga ia tetap menyarankan kepada Satgas untuk tetap melakukan itu seiring dengan program percepatan vaksin yang tetap berjalan.

Ia menegaskan bahwa masyarakat hingga saat ini masih terus bergulat dengan Covid-19 dalam upaya pemulihan ekonomi.

“Menjaga prokes meskipun sudah vaksin harus menjadi habit kita sebelum virus ini benar-benar hilang dari wilayah kita, vaksinasi tidak mencegah kita tertular namun mencegah kita alami gejala berat,” ujar dr. Windhu.(wld/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs