Rabu, 1 Mei 2024

Gugus Tugas Jatim: Selama PPKM, Tren Kasus Covid-19 di Jatim Menarik

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Peta sebaran kasus Covid-19 di Jawa Timur pada Kamis (22/1/2021) terupdate pukul 12.59 WIB. Foto: infocovid19.jatimprov.go.id

Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Timur sejak 11 Januari 2021, klaster-klaster baru malah ditemukan banyak bermunculan di daerah-daerah yang awalnya bukan zona merah.

Dipantau dari laman Info Covid-19 Jatim, pada Kamis (21/1/2021) hingga 12.59 WIB, ada 7 daerah di Jatim yang berstatus zona merah, di antaranya Nganjuk, Kab. Madiun, Kota Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Magetan dan Ngawi.

dr. Makhyan Jibril Tim Pakar Gugus Tugas Jatim mengatakan, Kota Batu saat awal-awal PPKM berstatus zona merah, lalu jumlah kasus Covid-19 terus menurun. Sehingga saat ini Batu berstatus zona kuning. Lalu daerah sisanya, lanjut dr. Jibril berzona oranye.

“Dari tren kasus juga menarik. Ada beberapa daerah yang menunjukkan hasil cukup signifikan contohnya Batu sudah zona kuning,” kata dr. Jibrik kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (22/1/2021).

“Tapi ada beberapa daerah selama PPKM ini menemukan klaster-klaster baru. Contoh kemarin Nganjuk selama seminggu ini nambahnya sekitar seribu (kasus covid) akhirnya jadi zona merah,” tambahnya.

Ia menjelaskan, kasus aktif di Jatim hingga Kamis kemarin tercatat ada 7.742 kasus. Menurutnya angka ini lebih rendah dibanding provinsi lain di Pulau Jawa.

Selama PPKM pula, tingkat keterisian BOR (Bed Occupancy Ratio) untuk kasus orang tanpa gejala menurun. Dari yang mulanya 79% menjadi 73%. Namun, angka BOR di tingkat ICU atau orang bergejala berat masih stagnan.

“Yang menjadi masalah adalah ICU atau kasus-kasus berat. Dari awal PPKM 70% dan sekarang masih 70%,” ujarnya.

Menurut dr. Jibril, angka ini masih belum memenuhi target WHO yang mana jumlah keterisian bed tidak boleh lebih dari 60%.

Meski begitu, ia menilai penetapan PPKM ini menunjukkan hasil yang positif meski pemberlakuannya tidak bersamaan di semua daerah.

“Upaya-upaya PPKM ini menunjukkan hasil yang signifikan. Beberapa zona merah di awal-awal PPKM, sekarang zona oranye. Yang dulu zona oranye, karena tidak di PPKM, akhirnya zona merah,” paparnya.

dr. Jibril menegaskan, untuk mengurangi tingkat penularan Covid-19 di Jatim, diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengkampanyekan lagi penggunaan masker yang beberapa minggu sebelum PPKM diberlakukan dinilai mulai kendor.

Ia mencatat, pada bulan September hingga Oktober 2020, tingkat keterisian bed di Jatim hanya sebesar 35%. Menurutnya, jumlah kasus baru Covid-19 sempat menurun karena gencarnya operasi yustisi dan kampanye penggunaan masker secara masif.

Namun beberapa waktu setelah itu, tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan 3M menurun. Ditambah dengan adanya cuti bersama meningkatnya minat berwisata.

“Menurut gugus tugas pusat, kepatuhan masker turun memang, operasi (yustisi) juga berkurang, dan demand (permintaan) berwisata sudah naik,” ujarnya.

Untuk itu, dr. Jibril mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan secara ketat. Masyarakat diimbau untuk terus menerapkan 4M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan) dengan kesadaran masing-masing

“Harapannya dimasifkan kembali operasi yustisi dan kampanye bermasker. Pakai masker nggak usah nunggu cegatan atau tilangan untuk melindungi kita dari orang lain,” tegasnya.(tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
29o
Kurs