Sabtu, 27 April 2024

Jokowi Presiden Upayakan Pemerataan Pasokan Vaksin Covid-19 untuk Semua Negara di Dunia

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/4/2021). Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden kembali menegaskan pentingnya vaksinasi sebagai salah satu cara mengatasi pandemi Covid-19 yang mewabah secara global.

Sejumlah negara dan perusahaan sudah bisa memproduksi vaksin khusus Virus Corona, dan diedarkan ke berbagai belahan dunia.

Tapi, masih banyak negara yang belum bisa mendapatkan vaksin untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.

Dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kesehatan Global, yang berlangsung Jumat (21/5/2021) malam, Jokowi mengajak para pemimpin negara dunia melakukan langkah nyata supaya semua negara mendapat vaksin secara adil dan merata.

Menurut Presiden, suatu negara bisa benar-benar pulih dan aman dari ancaman Covid-19 kalau di negara lainnya sudah tidak ada lagi wabah Virus Corona.

“Saya harus kembali mengingatkan bahwa kita hanya akan betul-betul pulih dan aman dari Covid-19 jika semua negara juga telah pulih. No one is safe until everyone is,” ucapnya dalam pidato secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Kemudian, Jokowi mengungkap adanya kesenjangan akses vaksin di mana 83 persen pasokan vaksin global masuk ke negara-negara kaya, dan 17 persen sisanya untuk negara-negara berkembang.

Sementara, negara berpenghasilan rendah cuma mendapat 0,3 persen pasokan vaksin global.

Pada kesempatan itu, Presiden RI mengusulkan solusi jangka pendek permasalahan itu, dengan cara berbagi dosis vaksin melalui skema Covax Facility.

“Kita harus melakukan langkah nyata. Dalam jangka pendek, kita harus mendorong lebih kuat lagi doses-sharing melalui skema Covax Facility. Itu merupakan bentuk solidaritas yang harus didorong dan dilipatgandakan khususnya dalam mengatasi masalah rintangan suplai,” ucapnya.

Sedangkan solusi jangka panjang, Jokowi mendorong masyarakat global meningkatkan kapasitas produksi secara kolektif melalui alih teknologi dan investasi.

“Kalau isu kapasitas produksi dan distribusi vaksin tidak segera ditangani, saya khawatir akan semakin lama kita mengatasi pandemi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Jokowi Presiden menegaskan, Indonesia mendukung penuh proposal TRIPS Waiver yang mengusulkan tiap negara untuk sementara waktu melepaskan kewajiban melindungi hak kekayaan intelektual terkait pencegahan, penanganan, atau pengobatan Covid-19.

“Indonesia memutuskan untuk menjadi salah satu negara co-sponsor proposal tersebut. Indonesia juga berharap negara-negara anggota G-20 lainnya memberikan dukungan,” imbuhnya.

Selain itu, Jokowi mendorong negara-negara G-20 ambil bagian membangun arsitektur ketahanan kesehatan global untuk menghadapi ancaman serupa di masa mendatang.

“Implementasi adalah kunci dan dunia hanya bisa pulih serta menjadi lebih kuat jika kita melakukannya bersama. Recover together, recover stronger,” tandasnya.

Sekadar informasi, KTT Kesehatan Global adalah salah satu pertemuan G-20, yang tahun ini di bawah Presidensi Italia. KTT dihadiri kepala negara/kepala pemerintahan G-20, negara undangan, serta pimpinan organisasi internasional secara virtual.

KTT Kesehatan Global menghasilkan ‘Deklarasi Roma’ yang berisi prinsip kerja sama multilateral dan tindakan bersama untuk mencegah krisis kesehatan global di masa depan, dengan komitmen membangun dunia yang lebih sehat, aman, adil, dan berkelanjutan.(rid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
27o
Kurs