Kamis, 25 April 2024

Lintas OPD di Surabaya Akan Dampingi Anak Yatim Piatu karena Covid-19

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Getty Images

Pemerintah Kota Surabaya melakukan pendampingan bagi anak-anak yang orangtuanya meninggal karena Covid-19, baik pendampingan kesehatan, psikologis, pendidikan, permakanan hingga pengasuhan.

Antiek Sugiharti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam pendampingan ini.

Di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial untuk permakanan anak-anak yatim piatu tersebut.

“Kalau permakanan itu Dinsos, pendidikan ya Dispendik, layanan kesehatan langsung langsung dibawah pengawasan Dinkes, secara psikologis di kami (DP5A), kebutuhan lain dengan OPD terkait,” kata Antiek kepada Radio Suara Surabaya, Senin (2/8/2021).

Jika anak-anak tersebut bersekolah di sekolah swasta, maka Pemkot Surabaya akan berkoordinasi dengan pengasuh apakah anak-anak tetap bersekolah di sana atau dipindahkan ke sekolah negeri.

Karena dengan dipindahkannya ke sekolah negeri, maka hal itu juga akan meringankan beban Pemkot Surabaya.

“Kita pastikan pendidikan mereka masih berlanju. Mau dipindahkan ke sekolah negeri atau tetap di sekolah itu. Kita bantu komunikasikan itu ke sekolah dan kebanyakan mereka lalu menggratiskan dengan kondisi putra putri seperti ini,” jelas Antiek.

Karena sebagian besar anak-anak ini sedang menjalani isolasi karena positif Covid-19, maka pendampingan dilakukan secara daring. Yakni dengan komunikasi lewat telepon untuk memantau kondisi anak secara psikologis.

DP5A juga memantau apakah anak-anak ini memiliki keluarga terdekat sebagai pengasuh. Jika tidak ada, maka Pemkot Surabaya akan menyediakan rumah penampungan tersendiri untuk mereka.

“Kebanyakan mereka masih mempunyai keluarga dekat seperti tante, nenek, ingin mengasuh. Kalau ada keluarga yang sanggup mengasuh kita lakukan pendampingan. Kalau tidak punya siapa-siapa kita punya shelter yang akan disiapkan untuk mereka,” tambah Atiek.

Begitu juga bagi anak-anak yang kehilangan salah satu orang tua mereka atau ayah mereka sebagai kepala keluarga.

Pemkot Surabaya akan menelusuri apakah sang ibu mampu untuk mengasuh atau perlu pendampingan lebih lanjut.

Sebelumnya, Arist Merdeka Sirait Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengatakan, tingginya kasus Covid-19 di Indonesia dan banyaknya orang yang meninggal akibat varian baru, membuat banyak anak-anak terancam menjadi yatim piatu.

Seperti yang dialami tiga kakak-beradik di Madiun, Jawa Timur, yang harus ditinggal kedua orang tuanya yang meninggal akibat Covid-19 beberapa waktu lalu.

Ketiga anak tersebut adalah Yudha Saputra Wicaksana (24 tahun), Wahyu Khrysna Hermansyah (19 tahun) dan Wasyaveera Keysyha Saputri (12 tahun).

Yudha Saputra Wicaksana bercerita tentang Covid-19 yang menerpa mereka sekeluarga. Awalnya, virus Covid-19 menjangkiti sang ibu pada awal Juli lalu, sehingga membuat sang ibu tidak bisa masuk kerja selama satu pekan.

Selang tiga hari, gejala seperti pusing, rasa lelah yang mendalam serta hilangnya indera penciuman dan perasa juga dirasakan oleh Yudha.

Kemudian disusul oleh kedua adik dan sang ayah. “Dan tanggal 4 Juli, ibu saya meninggal dan seminggu setelahnya disusul bapak,” kata Yudha.

Sebuah jurnal The Lancet memperkirakan sebanyak 1,5 juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua, kakek-nenek, atau kerabat lain yang mengasuh mereka karena meninggal akibat akibat Covid-19.

Dikutip dari laman nationalgeographic.gid.id, banyaknya anak-anak yang menjadi yatim piatu menimbulkan efek buruk jangka panjang dan mendalam pada kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan mereka.

Di antaranya seperti peningkatan risiko penyakit, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kehamilan remaja.

Profesor Lucie Cluver dari Oxford University di Inggris dan University of Cape Town di Afrika Selatan mengatakan pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama melakukan vaksinasi para orang tua, kakek dan nenek pengasuh mereka, karena setiap 12 detik, seorang anak kehilangan pengasuhnya karena Covid-19.(tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs