Kamis, 25 April 2024

Tiga Kakak Beradik Yatim-Piatu karena Covid-19 di Madiun Dapat Beasiswa Rp25 Juta dari Sandiaga Uno

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Beasiswa senilai Rp25 juta disampaikan secara simbolis dalam ‘Silaturahmi Virtual Putra-Putri Yatim Piatu’ Minggu (25/7/2021), Foto : Istimewa

Pandemi Covid-19 telah memakan korban jutaan jiwa di seluruh dunia. Anak-anak juga menanggung akibatnya. Ada yang jadi yatim dan piatu karena kehilangan orang tua yang terinfeksi virus.

Itu dialami tiga kakak-beradik di Madiun, Jawa Timur, yang harus ditinggal kedua orang tuanya yang meninggal akibat Covid-19 beberapa waktu lalu.

Ketiga anak tersebut adalah Yudha Saputra Wicaksana (24 tahun), Wahyu Khrysna Hermansyah (19 tahun) dan Wasyaveera Keysyha Saputri (12 tahun).

Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) melalui The Sandi Uno Merchandise kerjasama KAHMI Preneur memberikan bantuan beasiswa Rp25 juta kepada mereka.

Beasiswa itu disampaikan secara simbolis dalam ‘Silaturahmi Virtual Putra-Putri Yatim Piatu’, Minggu (25/7/2021), sebagaimana dilaporkan Antara.

“Atas nama keluarga besar, kami sampaikan rasa duka. Kami sangat merasakan keprihatinan dan kami ingin sampaikan doa terbaik. Insya Allah bapak dan ibu Husnul Khatimah diberi tempat terbaik di sisi Allah, dilapangkan kuburnya, diterangi di alam barzah, dan diampuni segala dosa, dan diterima amal baiknya,” kata Sandi.

Yudha Saputra Wicaksana mewakili kedua adiknya bercerita tentang Covid-19 yang menerpa mereka sekeluarga. Awalnya, virus Covid-19.

Awalnya, virus itu menjangkiti sang ibu pada awal Juli lalu, sehingga membuat sang ibu tidak bisa masuk kerja selama satu pekan.

Selang tiga hari, gejala seperti pusing, rasa lelah yang mendalam serta hilangnya indera penciuman dan perasa juga dirasakan oleh Yudha.

Kemudian disusul oleh kedua adik dan sang ayah. “Dan tanggal 4 Juli, ibu saya meninggal dan seminggu setelahnya disusul bapak,” kata Yudha.

Mereka, kata Yudha, tidak pernah menyangka ditinggal oleh kedua orang tuanya dengan begitu cepat dan dalam waktu yang berdekatan.

Terlebih, mereka tidak bisa menunaikan kewajiban sebagai anak untuk memakamkan orang tua karena mereka juga tengah menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Hanya bisa lihat dari rumah saat dimakamkan. Walaupun saya sudah 24 tahun, tapi kedua adik saya masih sangat butuh kasih sayang orang tua,” ujarnya.

“Rasanya tentu sangat sulit, tidak enak, kehilangan orang tua di umur yang masih sangat muda,” kata Yudha yang saat ini tengah kuliah semester akhir di Universitas Brawijaya, Kediri.

Sandiaga Uno menyampaikan, pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Baik secara kesehatan, juga ekonomi.

Pemerintah pun berusaha maksimal melakukan upaya penanganan kesehatan dan ekonomi. Namun, kata dia, masyarakat kadang lupa ada sisi kemanusiaan yang harus tetap ditunjukkan antar-sesama.

“Kita doakan Mas Yuda dan Mas Krishna serta Mba Keisha tetap semangat menyelesaikan sekolahnya. Mungkin kita tidak bisa membantu banyak, jangan dilihat dari jumlahnya tapi dari niat kami untuk meringankan beban adik-adik dalam menyelesaikan tugas belajar,” kata Sandi.

“Harapan kami, beasiswa ini bisa memberi motivasi dan memberikan satu optimisme bahwa Insya Allah bapak dan ibu sangat disayang Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sudah berada di tempat yang lebih baik,” kata Sandiaga.

Sebelumnya, Sandiaga Uno bersama The Sandi Uno Merchandise juga meluncurkan program bantuan beasiswa untuk anak pedagang kaki lima (PKL) yang terdampak akibat pemberlakukan PPKM Level 4.

Bantuan beasiswa itu menyasar anak dari PKL berstatus pelajar SMP/Tsanawiyah dengan besaran Rp300 ribu per bulan, pelajar SMA/Aliyah sebesar Rp400 ribu per bulan, dan mahasiswa Rp 500 ribu per bulan. (man/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs