Jumat, 29 Maret 2024

Luangkan Waktu untuk Orang Tua, Karena Semua Pasti Lansia Juga

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Foto: pixabay

Keberadaan orang lanjut usia (lansia) itu penting. Tanpa lansia, kita tak pernah ada. Demikian kata Hendro Riyanto Psikiater di Surabaya.

Bahkan menurutnya, saking pentingnya lansia, peringatan hari lansia sampai dua kali dalam setahun.

“Senantiasa dalam kalender itu ada hari lansia nasional dan hari lansia internasional,” ujarnya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Minggu (24/10/2021).

Menurutnya, jumlah lansia di dunia juga meningkat. Karena usia harapan hidup masyarakat Indonesia sendiri sudah mencapai rata-rata 72 tahun.

“Sehingga grafik kita nantinya, sekarang sudah mulai tampak, lansia itu sudah mulai mengembang. Tidak mengerucut lagi,” katanya.

Justru, dia bilang, populasi anak-anak di dunia yang mulai mengerucut seiring perkembangan yang ada. Misalnya akibat kecenderungan pasangan memutuskan tidak memiliki anak.

Sama halnya seperti anak-anak, lansia yang mulai merasakan keterbatasan fisik dalam beraktivitas, tidak seperti ketika mereka masih muda, mengalami banyak problem.

“Intinya kita harus perbaiki terus, supaya kualitas hidup para lansia ini tetap baik. tidak hanya fisiknya. Kita juga harus ingat kesehatan jiwanya. Bahkan WHO sudah menyuarakan kesetaraan kesehatan jiwa dan fisik lansia,” ujarnya.

Kepada para lansia, Hendro mengajak mereka untuk memanfaatkan kemampuan yang masih dimiliki seoptimal mungkin.

Bagi yang masih mampu untuk berlari kecil, atau berjalan, atau terus optimistis untuk terus belajar dengan membaca dan menulis, demi tetap melatih otak.

Tapi Hendro sendiri yang sudah merasa berusia lanjut mengakui, lansia tetap membutuhkan perhatian dari anak-anaknya yang di era sekarang cenderung sibuk ini dan sibuk itu.

“Lansia itu tetap membutuhkan perhatian dari anak-anak. Sementara anak-anak itu mungkin karena sudah jengkel, kan. Ini orang tua kok rewel. Kok mengulang-ulang kata-katanya. Ya, nanti kalau mereka diberi umur panjang juga akan begitu,” ujarnya.

Manusia ketika lahir menjadi bayi perlu digendong, makan harus disuapi, tidak bisa jalan sendiri. Perlu dituntun pelan-pelan, kata Hendro, sampai akhirnya menjadi dewasa dan menjadi lansia.

“Nah setelah lansia, kita kembali lagi perlu perhatian, mungkin perlu disuapi, dan lain sebagainya. Kita butuh bantuan orang lain. Jadi luangkan waktu untuk orang tua kita,” ujarnya.

Sebagai seorang lansia, Hendro memaklumi, anak-anak harus bekerja. Bahkan suami-istri sekarang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Hendro mengajak anak muda yang masih punya orang tua agar berbahagia.
Karena sebagaimana istilah dalam agama, rezeki pasti ada kalau orang tua mendoakan yang baik-baik.

Akan menjadi masalah tersendiri ketika lansia itu tidak lagi punya keluarga yang mau merawatnya. Untuk lansia yang sudah sebatang kara ini, menurut Hendro, perlu perhatian pemerintah.

“Kalau lansia sendirian, memang sangat berat. Karena mereka kan sudah tidak kuat lagi, ya. Untuk mencuci sendiri misalnya. Perlu bantuan. Nah ini perlu perhatian pemerintah dengan membuat panti-panti,” ujarnya.

Di luar negeri, kata Hendro, sudah banyak panti-panti lansia. Berbeda halnya dengan di Indonesia yang identik dengan panti jompo, dengan konotasi yang memang buruk.

“Panti lansia itu sebenarnya perlu menyediakan interaksi sosial dengan teman, dan sebagainya, di situ mereka ada yang mengawasi, ada perawatnya, ada social workers, dan lain sebaginya. Sehingga mereka hidupnya nyaman. Kualitas hidupnya makin meningkat. Indonesia sebaiknya sudah harus mulai begitu,” ujarnya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
25o
Kurs