Kamis, 2 Mei 2024

Pakar Komunikasi: Tantangan Industri Kepenyiaran Terletak pada Pengawasan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ruang siaran Radio Suara Surabaya. Foto: Dokumen suarasurabaya.net

Suko Widodo Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga Surabaya mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh industri kepenyiaran saat ini adalah pengawasan.

“Problem kepenyiaran bukan teknologi, tapi terhadap sistem pengendalian penyiaran,” terang Suko dihubungi Radio Suara Surabaya, Kamis (1/4/2021).

Menurutnya, ini risiko bila pengaturan frekuensi publik diserahkan kepada lembaga yang tidak memiliki kualifikasi.

Di satu sisi, kemudahan multi frekuensi di satu kanal menjadi peluang industri kepenyiaran untuk bisa tumbuh. Namun bila tidak dibatasi, kata Suko, akan terjadi saling ‘bunuh’ di antar lembaga kepenyiaran, karena kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. Kemudahan teknologi yang tidak disertai pengawasan yang ketat akan menimbulkan banyak kerugian.

“Kemudahan yang dibuka tapi tidak ada pengawasan sama sekali. Pengawasan kurang, akibatnya terjadi manipulasi terhadap siaran. Ketidak taatan kepada standar yang ditetapkan oleh negara,” imbuhnya.

Selain itu menurutnya, lembaga penyiaran saat ini tidak menyediakan SDM yang tersertifikasi dan memadai, sehingga berdampak pada kualitas siaran.

Ia mencontohkan, profesi kepenyiaran di negara maju adalah profesi orang yang cerdas, memiliki imajinasi yang tinggi, dan profesional. Profesional, juga terletak pada mempertanggungjawabkan apa yang disiarkan.

“Tidak mudah pekerjaan menjadi penyiar, hanya orang yang punya kemampuan menghitung risiko kepada publik mana yang layak ditayangkan,” ujarnya.

Dengan memberikan standar terhadap profesi kepenyiaran, akan menghasilkan siaran yang positif, berkualitas dan diperlukan publik. Karena menurutnya sekarang ini banyak acara yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat.

Pihaknya juga menyayangkan, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang hampir tidak pernah menindak tegas lembaga penyiaran yang melakukan pelanggaran, padahal KPI juga mencatat banyak pelanggaran yang dilakukan oleh TV dan Radio.

Peran KPI sebagai representasi publik, menurutnya, harus menjaga keadilan dengan seadil-adilnya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
29o
Kurs