Jumat, 19 April 2024

Pentingnya Nutrisi untuk Wujudkan Generasi Bebas Stunting

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Ancaman stunting akibat rendahnya asupan nutrisi disampaikan, dokter Lanny C. Gultom, di forum PediaSure New Formula: Dukung Pertumbuhan Nyata Anak Indonesia, yang disiarkan secara virtual, Kamis (14/10/2021). Foto: Manda Roosa suarasurabaya.net

Di Indonesia lebih dari satu dari setiap empat anak mengalami stunting akibat kekurangan nutrisi atau Undernutrition, yang dapat memberi dampak bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dr. dr. Lanny C. Gultom, Sp.A(K), Dokter Anak Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolis RSUP Fatmawati mengatakan, kekurangan nutrisi meliputi berbagai permasalahan dalam pertumbuhan anak seperti: berat badan kurang atau underweight; tengkes atau stunting; wasting atau berat badan rendah jika dibandingkan dengan tinggi badan; serta defisiensi mikronutrisi.

Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting, kata dokter Lanny merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8 persen. Pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan menjadi 35,6 persen. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu menjadi 37,2 persen.

“Jika tidak segera ditangani pada usia dini, kondisi ini dapat membawa konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki. Oleh sebab itu, intervensi pada rentang usia dini harus segera dilakukan untuk mencegah pertumbuhan yang terhambat, daya tahan tubuh yang rendah, dan perkembangan kognitif yang tidak optimal di masa depan,” jelas dokter Lanny C. Gultom, sebagai pembicara di forum PediaSure New Formula: Dukung Pertumbuhan Nyata Anak Indonesia, yang disiarkan secara virtual, Kamis (14/10/2021).

Dokter Lanny menegaskan, kekurangan nutrisi dapat terjadi di semua anak, bagaimanapun kondisi sosioekonomi dan geografi mereka. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk sadar akan status pertumbuhan dan nutrisi anak mereka.

Situasi pandemi saat ini juga telah membuat pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pengukuran tinggi dan berat badan secara berkala, di fasilitas kesehatan lebih terbatas bagi para orang tua.

“Butuh dukungan secara konsisten dalam hal pemenuhan nutrisi anak. Pengaruh genetika terhadap tinggi badan, mulai dari bayi hingga usia balita sangat kecil. Nutrisi dan faktor lingkungan seperti kebersihan dan olahraga berperan jauh lebih besar,” tegas dokter Lanny. (man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs