Sabtu, 27 April 2024

Penumpang di Tanjung Perak Melonjak, Gubernur Tak Ingin Terulang Lagi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
khofifah-tinjau-pelabuhan-tanjung-perak Khofifah Indar Parawansa meninjau Terminal Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jumat (24/12/2021). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur tidak ingin kecolongan, momentum libur Natal dan Tahun Baru kali ini kembali menjadi pemicu lonjakan kasus Covid-19 dengan masuknya Virus Varian Omicron yang lebih cepat menular.

“Belajar dari tahun lalu, lonjakan mobilitas pada periode Nataru berdampak pada kenaikan kasus. Kami tidak ingin hal ini terjadi lagi sehingga memperlambat proses pemulihan ekonomi regional Jatim maupun nasional,” kata Khofifah.

Dia sampaikan itu saat meninjau Kapal Motor Penumpang (KMP) Mila Utama yang bersandar di Dermaga Jamrud Utara Terminal Gapura Surya Nusantara (GSN) Surabaya, Jumat (24/12/2021).

Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, total penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sampai 23 Desember mencapai 22.407 orang yang naik dan 25.467 orang yang turun.

Pergerakan penumpang di Tanjung Perak ini masih di bawah Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, yang pada periode yang sama, penumpangnya sudah mencapai 273.890 orang naik dan 257.324 orang turun.

Lonjakan penumpang pada 2021 ini terlihat bila dibandingkan dengan jumlah penumpang angkutan Nataru 2020 lalu. Yang mana mulai 17 Desember 2020 (H-8) sampai 23 Desember 2020 (H-3) sebesar 5.244 orang naik dan 4.833 orang turun.

Sementara jumlah penumpang tahun ini dihitung sejak 17 Desember sampai 22 Desember lalu, jumlah yang naik mencapai 8.159 orang dan penumpang turun mencapai 9.742 orang.

Berdasarkan data itu, jumlah peningkatan penumpang naik dibandingkan tahun lalu mencapai 55,29 persen, sedangkan jumlah penumpang turun mengalami peningkatan mencapai 101,57 persen.

Peningkatan pergerakan penumpang yang cukup signifikan di Pelabuhan Tanjung Perak itu, kata Khofifah, perlu antisipasi dengan mengendalikan pergerakan orang selama Nataru sebagai antisipasi penularan Covid-19.

Khofifah menegaskan, pada Nataru kali ini Pemprov Jatim bersama TNI/Polri tidak akan melakukan penyekatan melainkan pengetatan penerapan protokol kesehatan (prokes).

Itu dilakukan untuk mencegah masuknya Varian Omicron ke Jatim. Sebabnya, berdasarkan data WHO, virus Covid-19 Varian Omicron ini sangat cepat menyebar dan sudah menginfeksi di banyak negara.

Sektor transportasi, lanjut Khofifah, menjadi sektor paling krusial dalam upaya pencegahan Covid-19.

Jika tidak ada pengetatan dalam hal persyaratan dan sebagainya, dia khawatir penularan Covid-19 menjadi tidak terkendali. Karena itu, selama Nataru sektor transportasi perlu pemantauan khusus.

“Kami merujuk pada Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 dan Inmendagri, yaitu terkait: pengecekan hasil vaksin, tes RT-PCR/Antigen, penggunaan aplikasi PeduliLindungi, dan ketentuan lainnya. Di posko itu sudah disiapkan aplikasi peduli lindungi, dan di sebelahnya juga ada tempat untuk pelayanan vaksinasi,” ujar Khofifah.

Khofifah menjelaskan, untuk transportasi laut, Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak bersama Pelindo, Kesyahbandaran, dan KKP telah menyiapkan sejumlah posko untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para penumpang kapal.

Posko-posko itu berfungsi sebagai sentra swab antigen dan PCR, gerai vaksinasi, juga pengecekan suhu tubuh para penumpang, serta penyediaan hand sanitizer dan penerapan aplikasi peduli lindungi serta layanan kedaruratan.

“Artinya kalau ada penumpang yang ternyata belum vaksinasi disiapkan tempat vaksinasi. Begitu pun kalau ada yang suhu tubuhnya di atas 37 juga disiapkan tempat observasi. Berikutnya disiapkan swab antigen dan swab PCR di sini,” ujarnya.

Khofifah menambahkan, upaya ini dilakukan sebagai upaya antisipasi munculnya klaster baru Covid-19 yang kita tidak inginkan. Apalagi, sampai saat ini pun Pandemi Covid-19 masih menjadi permasalahan yang belum kunjung usai.

“Jadi saya rasa ini yang harus dilaksanakan dengan baik sehingga proses ini memungkinkan kita bisa meminimalisir kemungkinan risiko dari peningkatan pergerakan masyarakat barang dan jasa semua bisa kita antisipasi,” ujarnya.

Sementara itu Yefri Meidison Kepala kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung perak Surabaya menyampaikan, dalam hal antisipasi, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan.

Di antaranya penambahan armada, lalu penyediaan fasilitas penunjang prokes sesuai arahan Presiden RI. Dia bilang, secara global per kedatangan terjadi peningkatan sebesar 20 persen dan keberangkatan 30 persen.

Dia juga mengatakan, peningkatan jumlah penumpang diprediksi terjadi pada hari ini, Jumat (24/12/2021) sampai Jumat (31/12/2021) mendatang. Dan paling banyak diperkirakam penumpang dari dan menuju Makassar.

“Untuk posko kita sudah mulai dari tanggal 17 Desember nanti akan berakhir pada tanggal 4 Januari untuk kesiapan Armada kita di Tanjung Perak kita siapkan 40 kapal itu dari beberapa operator dan kursi saat peningkatan penumpang dibandingkan tahun kemarin,” katanya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
30o
Kurs