Jumat, 26 April 2024

Ramai-Ramai Peduli Lingkungan dengan Berbagai Cara

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
kasur-berenang Kasur pun berenang. Foto: Leo Gemati via WhatsApp Suara Surabaya

Jose Asmanu Reporter Senior Suara Surabaya, yang kini sudah paripurna, Minggu (19/9/2021) pagi tadi menikmati aktivitas gowes di Taman Keputih Surabaya. Sepanjang perjalanan bersepeda itu dia banyak menemukan sampah plastik berserakan.

Dia menyayangkan fenomena itu. Hal itu menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ditambah lagi tidak ada petugas kebersihan yang dia lihat tadi pagi. “Perilaku di tempat publik mencerminkan kepribadian kita,” ujar Jose kepada Suara Surabaya.

Jose mengudara di Radio Suara Surabaya merespons topik yang saat itu sedang dibahas di radio, berangkat dari foto yang cukup ironis. Foto kiriman Leo Gemati Pengrajin Batik melalui WhatsApp Suara Surabaya menunjukkan sebuah kasur mengambang di sebuah sungai tempat perahu penyeberangan berada.

Sampah kasur seperti itu pernah beberapa kali ditemukan di tahun-tahun silam. Apakah itu di sejumlah sudut sungai di Surabaya, maupun di pesisir pantai tempat sungai di Surabaya bermuara. Baik oleh Pemkot Surabaya di era Tri Rismaharini sebagai wali kota, maupun oleh para aktivis lingkungan.

Tidak jarang Suara Surabaya Media, melalui pemberitaan di suarasurabaya.net mengangkat isu yang cukup meresahkan ini.

Sekarang, fenomena yang ternyata berulang ini tertangkap kamera ponsel seorang pengrajin batik. Padahal, sebentar lagi, ada peringatan internasional berkaitan kebersihan lingkungan.

Satrio Wiweko Pemerhati Lingkungan dari Komunitas Sahabat Lingkungan mengatakan, pada 21 September mendatang ada peringatan “World Cleanup Day” (hari bersih-bersih sedunia). “Cuma, di Indonesia ini, karena masih pandemi, perayaannya tiap Hari Minggu,” ujarnya.

Peringatan hari bersih-bersih sedunia kali ini, menurut Satrio, memang berbeda daripada pelaksanaanya dua tahun lalu, sebelum pandemi. Dua tahun lalu, untuk memperingati hari bersih-bersih itu, sejumlah komunitas pemerhati lingkungan menginisiasi kegiatan bersih-bersih di sejumlah lokasi.

“Indonesia ini sebenarnya tercatat punya cukup banyak relawan lingkungan. Tetapi jadi penyumbang sampah terbanyak juga. Mereka ini yang kemudian memelopori peringatan World Cleanup Day. Di tengah pandemi ini, kami lebih ke campaign mengingatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan merawat alam,” ujarnya.

Dua tahun lalu, kata Wiweko, para aktivis lingkungan melakukan kegiatan bersih-bersih di berbagai lokasi untuk memperingati World Cleanup Day itu. Baik bersih-bersih di laut, pantai, sungai, gunung dan lain-lain. Pernah juga di taman-taman di Surabaya, seperti di Taman Bungkul, dengan mengajak serta Putri Lingkungan.

“Sampah-sampah plastik memang paling susah diurai. Beda dengan sampah-sampah organik. Sekarang banyak orang belanja online yang bikin penambahan sampah plastik. Nah, dari sini kami juga terus melakukan edukasi agar masyarakat mau memilah dan memilih sampah. Sampah 5 jenis: kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain,” katanya.

Seperti disampaikan Wiweko, sebenarnya, di Indonesia banyak sekali orang yang rela dan peduli untuk memperhatikan kebersihan lingkungan. Termasuk para relawan dan pegiat lingkungan di Surabaya. Bahkan, sejumlah pelajar sekolah dasar pada Minggu pagi ini turut serta membersihkan Pantai Kedung Cowek sampai Suramadu.

Nevan Azka misalnya, salah satu siswa di SD Negeri 1 Kaliasin yang juga merupakan Anggota Satgas Covid-19 dari unsur siswa di sekolah itu. Minggu pagi tadi dia turut bersih-bersih pantai di Kedung Cowek sampai Suramadu bersama relawan Tunas Hijau, serta Putri dan Pangeran Lingkungan Hidup Surabaya.

“Agendanya, setiap Minggu memang bersih-bersih pantai Kedung Cowek ini dari jam 06.30 sampai jam 08.00-an (WIB). Saya ikut membersihkan pantai dari sampah. Kebanyakan tadi itu popok, lalu plastik-plastik. Semua dibawa ke truk DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau). Tadi pas ada pak Armuji Wakil Wali Kota Surabaya,” ujarnya.

Tidak hanya bersih-bersih lingkungan, aksi peduli lingkungan juga bisa dilakukan dengan cara-cara lain. Salah satunya dengan melakukan daur ulang sampah plastik menjadi barang-barang bermanfaat. Sejumlah pendengar dan pengakses Suara Surabaya mengirimkan sejumlah kegiatan peduli lingkungan yang sudah mereka lakukan.

Agus Riyanto Pengakses Suara Surabaya, misalnya, dia membagikan foto hasil olahan plastik bekas bungkus mi instan yang dibuat menjadi busana via WhatsApp. Karya buatan istrinya itu pernah diikutkan lomba bertema lingkungan tingkat Kota Surabaya dan menjadi juara harapan pertama.

“Ini limbah bungkus mie yang dimanfaatkan untuk menjadi busana. Karya dan ide kreatif dari Istri. Pernah diikutkan lomba tingkat Kota Surabaya dan menang walau masih di Juara Harapan. Waktu itu ada peragawati yang mengenakan busana ini,” ujarnya.

Uswah pengakses SS Media lainnya juga mengirimkan foto hasil karya iseng-isengnya yang dibuat dari sejumlah barang bekas untuk hiasan dinding. Misalnya kertas dan bungkus dari produk tertentu yang beberapa di antaranya dia daur ulang secara mandiri dengan mencampurnya dengan daun pandan dan memanfaatkan alat blender.

“Ini pernik-pernik yang pernah saya buat dari beberapa barang bekas. Iseng-iseng saya manfaatkan buat hiasan meja atau dinding. Juga kertas-kertas bekas yang saya daur ulang dicampur daun pandan dengan diblender, lalu dicampur lem, dan jadilah kertas ini. Agak-agak empuk begitu,” katanya.

Sementara, Kusmiarto pengakses lainnya memilih mendaur ulang pakaian bekas menjadi barang lain yang bermanfaat untuk menjadi aksesoris di rumah. Yakni kaos-kaos bekas yang dia olah sedemikian rupa menjadi pot bunga hias. Dari foto-foto yang dia kirimkan, hasil daur ulang itu cukup menarik.

Artinya, ada banyak cara untuk membantu lingkungan kita tetap bersih, tetap nyaman untuk ditinggali. Tapi yang perlu kita ingat untuk tetap menunjukkan kepedulian itu, seperti yang disampaikan oleh Jose Asmanu Reporter Senior Suara Surabaya di awal tulisan ini, “Perilaku di tempat publik mencerminkan kepribadian kita.” (den/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
28o
Kurs