Jumat, 29 Maret 2024

Biden: Pasukan AS Akan Bela Taiwan Jika Diserang China

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden di Beijing (4 /12/2013). Foto: Reuters

Joe Biden Presiden Amerika Serikat mengatakan pasukan AS akan membela Taiwan jika ada serangan dari China.

Pernyataan itu–paling eksplisit sejauh ini terkait masalah Taiwan dan China–disampaikan oleh Biden dalam wawancara dengan CBS dalam program “60 Minutes” yang disiarkan pada Minggu (18/9/2022).

Saat ditanya dalam wawancara itu apakah pasukan AS akan membela Taiwan yang diklaim oleh China, Biden menjawab: “Ya, jika faktanya, ada serangan (China) yang belum pernah terjadi sebelumnya,” dikutip Antara dari Reuters.

Saat diminta mengklarifikasi apakah maksud dia adalah pasukan AS, baik pria dan wanita, akan membela Taiwan jika terjadi invasi oleh China, Biden hanya menjawab: “Ya,”

Wawancara itu adalah komentar terkini Biden yang tampaknya melampaui kebijakan politik luar negeri AS selama ini terkait Taiwan.

Namun, pernyataan Biden kali ini lebih jelas daripada sebelumnya terkait pengerahan pasukan AS untuk mempertahankan Taiwan.

Akan tetapi saat dimintai komentarnya, juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa kebijakan AS terhadap Taiwan tidak berubah.

“Presiden (Biden) telah mengatakan ini sebelumnya, termasuk di Tokyo pada awal tahun ini. Dia juga menjelaskan bahwa kebijakan AS tentang Taiwan tidak berubah. Itu tetap sama,” kata jubir itu.

Wawancara CBS dengan Biden dilakukan pekan lalu. Presiden AS itu sedang berada di Inggris untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth pada Senin.

Amerika Serikat telah lama terjebak pada kebijakan yang tidak jelas apakah akan merespons secara militer serangan China terhadap Taiwan.

Pada Mei 2022, Biden ditanya apakah dia bersedia terlibat secara militer untuk membela Taiwan dan dia menjawab: “Ya … Itulah komitmen yang kami (AS) buat,”

Dalam wawancara dengan CBS itu, Biden pun menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dan tetap berkomitmen pada kebijakan “Satu China”, yang berarti bahwa Washington secara resmi mengakui Beijing, bukan Taipei.(ant/gat)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs