Sabtu, 4 Mei 2024

Daging Aman Dikonsumsi, Penyakit Mulut dan Kuku Tidak Menular ke Manusia

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Daging sapi di Pasar Arimbi Nyamplungan, Surabaya. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Dr. drh. Nusdianto Triakoso dari Departemen Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga menegaskan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak tidak menular pada manusia. Juga tidak menular pada hewan peliharaan.

“Penyakit ini hanya terjadi pada ternak yang berkuku belah atau dua. Sapi, kerbau, kambing, dan domba. Banteng dan rusa juga berpotensi,” kata dokter Nus kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (11/5/2022).

Nusdianto menjelaskan, kasus PMK dulu pernah ada di Indonesia. Pertama kali ditemukan tahun 1886 di Malang, Jawa Timur. Kita berjuang mengatasi penyakit itu sampai tahun 1986 Indonesia menjadi negara yang bebas PMK.

Akhir-akhir ini penyakit ini muncul kembali. Kasus yang sekarang pertama ditemukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Penularannya amat sangat cepat, mirip seperti Covid-19. Medium penularannya bisa dari udara, leleran hidung dan mulut, juga kencing dan kotoran hewan yang terinfeksi.

drh Nus mengatakan virus penyakit ini menyerang mulut dan kuku ternak. Menimbulkan lepuh, lalu lepuh itu menjadi luka terbuka dan tukak sehingga ternak merasakan nyeri di mulut dan kuku. Akibatnya ternak tidak bisa makan, pincang atau kesulitan berjalan, disertai demam tinggi. Hewan cepat kurus dan akhirnya mati.

“Kalau melihat negara kita yang pernah bebas dari PMK, maka kondisi saat ini cukup genting. Secara populatif, hewan ternak di Indonesia tidak punya kekebalan pada penyakit itu. Artinya sangat peka. Hewan ternak berpotensi tinggi menderita penyakit itu,” kata Nusdianto.

Bahkan, manusia bisa menjadi mediator pembawa virus PMK. Misalnya orang yang tidak membersihkan diri setelah dari kandang. Virus terbawa di alat-alat yang dipakai, sandal atau sepatu, sampai celana. kemudan orang tadi keluar, berpotensi menyebarkan penyakit ke hewan berkuku dua lainnya.

Antisipasi paling cepat yang bisa dilakukan oleh peternak, menurut dokter Nusdianto adalah tetap menempatkan hewannya di kandang, tidak keluar.  “Begitu dia keluar, potensi saling berdekatan dengan hewan sakit yang gejalanya belum tampak. Pertemuan antar ternak ini akan jadi multiplier effect yang sangat luas,” kata dia.

Selain itu juga bisa dilakukan disinfeksi atau penyemprotan karena virus ini peka pada air yang PH-nya kurang dari 6.

Menanggapi kekhawatiran masyarakat untuk mengonsumsi daging, dokter hewan Nusdianto menyebutkan daging aman dikonsumsi dengan cara dimasak sampai matang. Sedangkan jeroan, sebenarnya dari aturan kesehatan masyarakat, jeroan tidak diizinkan untuk dikonsumsi karena banyak virus yang bisa bertahan lama di sana. Di dalam tulang juga banyak virusnya. “Jika terpaksa, jeroan bisa dikonsumsi, tapi harus dimasak hingga matang dengan benar,” kata dia.

Senada dengan keterangan dokter Nusdianto, Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) menyatakan, bahwa penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menginfeksi hewan ternak sangat jarang menular ke manusia. Umumnya cuma menular ke hewan yang berkuku kaki cabang dua, seperti sapi, dan domba.

“Kami sudah diskusi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal Health/OIE) bahwa penyakit mulut dan kuku dominan di hewan, hampir tidak ada yang loncat ke manusia,” ujarnya di Kantor Presiden Jakarta, hari Senin (9/5/2022) sore.

Berdasarkan data yang dipegang Menkes, wabah PMK menjangkit 1.247 ekor ternak sapi di daerah Jawa Timur.

Untuk mencegah penyebaran lebih luas, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menutup sementara pasar hewan di empat kabupaten yang menjadi lokasi ditemukannya kasus PMK. Masing-masing, pasar hewan tersebut ada di daerah Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan.

Rumah Potong Hewan Kota Surabaya juga meningkatkan pengawasan sapi yang masuk di lingkungan RPH Kota Surabaya dengan memeriksa Surat Keterangan Sehat Hewan (SKKH) asli dari daerah asal hewan. Memastikan ternak sapi yang masuk ke RPH bukan berasal dari tempat terjadinya wabah PMK.

Selain itu RPH juga melakukan penyemprotan disinfektan kepada semua ternak dan kendaraan pengangkut hewan yang masuk ke lokasi RPH, sebagai upaya meningkatkan bio safety dan bio security di lingkungan RPH Kota Surabaya. (iss/rst)

 

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
30o
Kurs