Jumat, 26 April 2024

IDAI Ajak Orang Tua Jadikan Obat sebagai Pilihan Terakhir

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Tangkapan layar - dr. Piprim Basarah Yanuarso Ketua Pengurus Pusat IDAI, SpA(K) dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (11/10/2022). Foto: Antara

Piprim Basarah Yanuarso Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak para orang tua untuk menjadikan obat sebagai metode penyembuhan pilihan terakhir saat anaknya bergejala sakit.

“Prinsipnya, obat itu jalan terakhir, yang penting istirahat. Demam itu situasi kondusif, tidak perlu buru-buru, bisa dengan kompres hangat atau rendam air hangat, tapi lihat kondisi umum anak juga,” kata Piprim di Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Piprim mengatakan, bayi berusia satu bulan yang mengalami demam menandakan ada sakit serius dan perlu dicari penyebabnya. Sedangkan di atas tiga bulan, bisa menggunakan metode lain.

“Kalau anak demam tinggi bisa diberikan obat tablet yang dipecah, disesuaikan dengan berat badannya. Kalau demam tinggi bisa diberikan obat sesuai resep dokter,” katanya.

Pernyataan yang disampaikan Piprim terkait kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan obat sirop masih dalam proses penyelidikan terhadap kasus gangguan ginjal akut di Indonesia.

Sementara itu, Prof Keri Lestari Wakil Ketua PP Ikatan Apoteker Indonesia sekaligus Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Pandjajaran memberikan alternatif obat aman yang dapat dikonsumsi selama pelarangan obat sirop.

“Pilihannya sekarang cari aman ke puyer,” katanya.

Jika anak tidak suka atau tidak terbiasa dengan obat puyer, karena rasanya pahit dan sering dimuntahkan, maka dia menyarankan untuk menambahkan madu sebagai alternatif obat sirop.

“Di sendok, dikasih air, dikasih madu. Sehingga anak merasa minum madu,” katanya.

Dia juga meminta orang tua agar mempertimbangkan memilih dokter anak dengan bijak dengan menimbang risiko dan manfaat dalam pemberian obat.

Sebelumnya, Dicky Budiman Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global mengatakan, terdapat beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari kasus gagal ginjal akut.

Sementara dari sisi pemerintah, terdapat beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan, di antaranya akuntabilitas kerja, transparansi data, dan manajemen data.

“Pelajaran yang kita ambil dari kasus gangguan ginjal akut ini adalah pentingnya good government,” ujarnya.

Hal lainnya yang dapat dipelajari yaitu kepemimpinan, manajemen risiko, dan komunikasi risiko.

“Tiga hal itu hampir berlaku di semua negara. Tanpa ada penguatan, sebagus apa pun regulasi, tidak akan diterapkan,” katanya.(ant/tik/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
31o
Kurs