Sabtu, 27 April 2024

Lurah Menur Pumpungan Konfirmasi Qonita Meninggal bukan Karena DBD

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: Purnama suarasurabaya.net

Hindun Masrufah Lurah Menur Pumpungan, Kota Surabaya, membantah kabar yang menyebutkan seorang anak bernama Qonita Ismantakia yang meninggal pada Selasa (25/1/2022) dini hari karena demam berdarah dengue (DBD). Namun, Qonita meninggal dunia karena gangguan pernapasan.

“Sebenarnya untuk yang meninggal dunia kemarin, anak Qonita, menurut hasil dari dokter RS Universitas Airlangga tidak terkonfirmasi DBD, tapi ada penyakit lain, gangguan pernapasan,” kata Hindun kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (26/1/2022).

Baca juga: Demam Berdarah Serang Belasan Anak di Menur Pumpungan Surabaya, Satu Meninggal

Ia juga membantah bahwa ada 15 anak di kelurahannya yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Hindun mengonfirmasi hanya ada lima anak yang terjangkit DBD, yang mana tiga di antaranya dinyatakan sembuh dan dua anak lainnya sedang mendapatkan perawatan di rumah dalam pantauan Puskesmas Menur.

Alhamdulillah begitu paginya, pihak kelurahan, kecamatan Sukolilo, Puskesmas Menur dan para tokoh masyarakat RT, RW dan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di wilayah RW 10 melakukan kunjungan. Hasilnya ada lima yang terkonfirmasi, 3 sembuh dan 2 dalam pantauan Puskesmas Menur,” kata Hindun pada Rabu (26/1/2022) siang.

Sebelumnya, Dinkes Kota Surabaya mengaku telah melakukan penelusuran mengenai anak yang meninggal karena DBD di Menur Pumpungan. Berdasarkan surat keterangan surat persangkaan penyebab kematian dari RS, hasilnya adalah gagal sirkulasi dan sindrom disfungsi multi organ (MODS).

Anak yang meninggal tersebut terkonfirmasi positif DBD berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 24 Januari 2022.

“Sebelumnya di tanggal 22 Januari 2022 juga telah dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil normal. Namun, ternyata perubahan kondisi klinis pasien cepat berubah,” ujarnya.

Baca juga: Dinkes Surabaya Respon Cepat Laporan Belasan Anak Terserang DBD di Menur Pumpungan

Sebagai upaya menjaga lingkungan di Kelurahan Menur Pumpungan dari wabah demam berdarah, pihak kelurahan akan melakukan kerja bakti massal untuk pembersihan saluran dan penataan lingkungan.

“Kita minggu besok akan kerja bakti massal untuk pengerukan saluran dan penataan lingkungan yang dianggap belum sehat,” ungkapnya.

Selain itu, kampanye 3M (menguras, menutup, mengubur) terus digencarkan agar masyarakat tetap waspada mengenai penyebaran penyakit ini.

Hindun menambahkan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga akan terus rutin diadakan setiap hari Jumat.

Kabar mengenai 15 anak yang terjangkit DBD dan satu di antaranya meninggal dunia disampaikan oleh Farid pengurus RT 06/ RW 10 Kelurahan, Kecamatan Sukolilo, Menur Pumpungan, Surabaya.

Farid mengatakan, siswa kelas 2 SD tersebut sebelumnya sempat pulang dari rumah sakit pada Minggu (23/1/2022). Namun, selang sehari Senin (24/1/2022) sore kembali masuk ICU rumah sakit. Menurut Farid, kawasan pemukimannya saat ini sedang dalam kondisi darurat wabah DBD.

“Memang darurat, karena sekarang sudah ada yang meninggal dunia pukul 3 pagi tadi,” katanya.

Menurutnya, warga sudah melaporkan kejadian ini ke pihak Puskesmas Kecamatan Sukolilo, namun hanya diberikan abate yang berfungsi sebagai pembunuh jentik nyamuk di bak mandi. Padahal, lanjutnya, warga ingin dilakukan fogging.

Keresahan itu juga disampaikan oleh Alim Mustofa Ketua RT 06/RW 10. Apalagi wabah DBD di RW 10 memang meresahkan warga, karena rentang waktu antaranak yang terjangkit berdekatan.(tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
31o
Kurs