Jumat, 19 April 2024

Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang yang Lebih Tinggi Tetap Dibutuhkan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Para mahasiswa Wuhan University di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, sudah mengikuti perkuliahan tatap muka mulai Senin (24/8/2020). Foto: Antara

Desak Nyoman Arista, M.Psi., Psikolog menilai melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih diperlukan saat ini, karena pendidikan jadi salah satu syarat pertimbangan untuk mendapatkan pekerjaan.

“Karena (pendidikan) jadi salah satu indikator kalau pekerja ini punya kemampuan terkait kompetensi, baik pengetahuan atau keterampilan. Kalau banyak yang memilih melanjutkan, itu jadi hal yang baik dan dibutuhkan,” kata Arista dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Kamis (6/1/2022).

Kompetensi bisa didapatkan melalui banyak cara, apalagi saat ini kecanggihan teknologi memungkinkan itu terjadi. Manusia saat ini bisa mempelajari banyak hal dari media sosial.

“Apalagi sekarang dari media sosial, YouTube yang mengajarkan hal yang practical. Tapi kita tidak bisa memungkiri keterampilan tanpa pengetahuan juga tidak baik karena prosesnya trial and error. Pengetahuan dari pendidikan formal tetap dibutuhkan karena dari sana kita bisa mendapatkan pengetahuan yang konseptual dan teoritis yang bisa dipertanggung jawabkan,” imbuh dosen Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya ini.

Ketika memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan atau menunda sekalipun, ada banyak risiko yang harus dipertimbangkan. Salah satunya peluang untuk mendapatkan pekerjaan makin kecil karena pesaingnya kian banyak. Selain itu ada batasan usia yang perlu dipertimbangkan. Tak kalah penting, Arista menyebut tentang regenerasi dalam perusahaan, “kalau tidak maju, orang di belakangnya yang akan maju.”

“Kalau dari sisi perusahaan, organisasi bisa jadi kekurangan mendapatkan tenaga kerja yang baru karena orang baru dibutuhkan untuk regenerasi perusahaan,” ujarnya.

Dalam dunia industri pun, menurut Arista, dibutuhkan pekerja yang mempunyai kompetensi optimal, tidak cukup hanya pada tahap paham dan tahu.

“Perguruan tinggi membantu menumbuhkan analitical dan critical thinking yang didapatkan melalui pendidikan formal. Kalau di luar pendidikan formal bisa, tapi akan butuh usaha ekstra tinggi,” tuturnya.

Menuntut ilmu di tengah pandemi, kata Arista tuntutannya jauh lebih tinggi lagi karena siswa diminta untuk tetap belajar dengan kualifikasi yang sama tapi media pembelajarannya berubah.

“Artinya mahasiswa dihadapkan pada situasi yang perlu kerja keras lagi untuk bisa memahami konsep teoritis dan practical karena tidak ada interaksi. Kalau mereka tidak mau menumbuhkan motivasi secara internal, risikonya pemahamannya jadi kurang. Kuliah jadi sekadar formalitas, tapi apakah mereka paham dengan konsep yang diajarkan menjadi tanda tanya,” pungkasnya. (dfn/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs