Kamis, 2 Mei 2024

Perusahaan Asal Salatiga Mampu Penuhi 40 Persen Tingkat Komponen Dalam Negeri

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Foto: Kemendikbudristek

Perkembangan ekonomi di tanah air tidak lepas dari geliat pertumbuhan industri lokal. Terlebih, saat ini industri permesinan dalam negeri sudah mampu memproduksi mesin lokal yang bermutu.

Satu di antaranya adalah mesin Computer Numerical Control (CNC) Milling 3 Axis Supermill yang dibesut oleh P.T. Dtech Inovasi Indonesia. Tercatat, perusahaan yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah, ini menjadi pelopor pembuat mesin perkakas produksi yang mempunyai nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen.

Menyikapi capaian itu, Wikan Sakarinto Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan kebanggaannya.

“Itu levelnya legenda. Most inspirational legend benar ini produk SMK. Kalau level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Mas Arfian (Pendiri perusahaan Dtech) ini levelnya sudah S3,” ujar Wikan dalam keterangannya, Rabu (23/2/2022).

Selain memiliki kandungan di atas 40 persen, mesin CNC tersebut juga telah memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh P.T. Surveyor Indonesia sejak 24 September 2021 dengan nilai TKDN mencapai 40,91 persen.

Menurut Wikan, dengan nilai kandungan tersebut, maka produk CNC dianggap telah memenuhi syarat untuk bersaing di pasaran. Khususnya, dalam sektor pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pemerintah, BUMN, BUMD maupun swasta.

“Dengan lolosnya syarat TKDN minimal pada CNC tersebut diharapkan turut mengurangi ‘keran’ impor industri yang selama ini tergantung pada mesin buatan negara lain. Selain itu, pembuatan mesin CNC tersebut juga melibatkan tenaga kerja yang berasal dari SMK sekitarnya,” ungkap Wikan seraya berharap kegiatan ini dapat berlanjut berkesinambungan.

Sementara, Arfian Fuadi, pendiri perusahaan Dtech menjelaskan bahwa cita-cita yang dibangun perusahaannya adalah untuk dapat mengangkat semangat anak bangsa dalam menciptakan inovasi.

“Meski mulanya perusahaan murni melayani pesanan dari luar negeri, namun mulai tahun 2018 kami lebih menaruh perhatian kepada Indonesia. Kami ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia,” ujar lulusan SMKN 7 Semarang tahun 2005 ini.

Arfian menambahkan, setiap tahun perusahaannya juga melatih kurang lebih 500 orang yang terdiri dari guru dan peserta didik secara gratis.

Lebih lanjut, Wikan mengusulkan agar Dtech menjadi satu di antara perusahaan rujukan bagi tempat magang mahasiswa vokasi berbasis projectbased learning (PBL) yang menjadi program dari Kampus Merdeka Vokasi.(faz/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
32o
Kurs