Sabtu, 4 Mei 2024

Aktivis Lingkungan Muhammadiyah Surabaya Semarakkan HUT ke-78 RI dengan Tanam Mangrove

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Mahasiswa dan pelajar saat hendak menanam mangrove di pesisir Gunung Anyar Surabaya, Rabu (16/8/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Kolaborasi aktivis lingkungan Muhammadiyah Surabaya beserta perwakilan daerah lain menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI) dengan menanam mangrove di pesisir Gunung Anyar, Surabaya, Rabu (16/8/2023).

Mereka terdiri dari Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Himpunan Mahasiswa (Hima) Biosfer Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Kader Hijau Muhammadiyah (KHM).

Ramadhani Jaka Samudra selaku koordinator aksi tanam mangrove mengatakan, peringatan di pesisir Surabaya tersebut dilakukan karena menurutnya makna kemerdekaan juga harus diterapkan di sektor lingkungan.

“Peringatan kemerdekaan itu tidak hanya dimaknai merdeka dalam hal politik atau kedaulatan negara, tetapi banyak definisi merdeka yang mungkin perlu tetap dijaga dan diusahakan, salah satunya merdeka dari lingkungan yang rusak, yang mengancam kehidupan warga negara,” ucapnya kepada suarasurabaya.net, Rabu (16/8/2023).

Ia mengatakan bahwa menanam mangrove dapat menjadi upaya mempertahankan keseimbangan ekosistem di wilayah pesisir, karena menurutnya mangrove merupakan tanaman yang dapat mencegah adanya abrasi.

“Sejauh ini, tumbuhan yang efektif untuk menjaga daratan dari abrasi adalah mangrove. Mangrove juga menyerap karbon, menyerap logam berat baik yang ada di udara melalui daun, maupun di air itu diserap melalui mangrove itu sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Iman Permadi Ketua MLH PDM Kota Surabaya menyebut mangrove juga punya peran sebagai habitat untuk hewan-hewan yang hidup di bibir pantai.

“Dengan menanam mangrove ini, harapannya bisa menjadi salah satu penjaga tiang-tiang ekosistem yang ada di bibir pantai,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan bahwa kemerdekaan dan menanam harus berjalan beriringan, untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan layak bagi seluruh masyarakat.

“Maka, tema kami menanam untuk merdeka, merefleksikan proses menanam itu sebagai proses memperjuangkan kemerdekaan. Jadi, kami menganggap bahwa menanam dan merdeka adalah berkaitan, kalau tidak punya kuasa untuk menanam di tanah kita sendiri, maka kita tidak merdeka,” pungkasnya. (ris/bil)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
32o
Kurs