Minggu, 5 Mei 2024

BPBD Nganjuk Tangani Longsor Diduga Imbas Gempa Bantul

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Petugas BPDB Nganjuk di lokasi tanah longsor. Foto: bacaini

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menangani kejadian tanah longsor di daerah persawahan/perkebunan Dusun Bruno, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, kabupaten setempat.

Abdul Wakid Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Nganjuk mengemukakan, tebing di perbukitan daerah tersebut secara tiba-tiba longsor. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (4/7/2023) siang, dilansir Antara.

“Tidak ada hujan, tidak ada angin, longsor saja. Mungkin salah satu dampak dari gempa bumi kemarin (gempa Bantul),” ujarnya di Nganjuk, Selasa (4/7/2023).

Dia menambahkan, sebenarnya setelah kejadian gempa bumi tersebut, dirinya langsung meminta laporan dari seluruh camat dan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) di Kabupaten Nganjuk dan dilaporkan tidak ada kerusakan termasuk rumah roboh.

Setelah kejadian gempa di Bantul pada Jumat (30/6/2023) lalu, dirinya menerjunkan tim ke lokasi dan melakukan investigasi. Hasilnya, tiga hari sebelumnya, dilaporkan ada retakan yang diduga terkait dengan gempa bumi di Bantul tersebut.

“Lepas dari itu, retakan itu kebetulan ada parit yang mengairi sawah. Karena tanahnya gembur, air masuk ke tanah yang retak dan terjadi longsor,” ujar Abdul.

Dirinya menyebut, longsor itu menimpa persawahan warga dengan tinggi 50 meter, lebarnya 40 meter. Aliran yang longsor tersebut sepanjang 250 meter material tanah.

Menurut dia, daerah Dusun Bruno, Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, tersebut selama ini tidak ada laporan kejadian tanah longsor. Justru yang terbanyak ada longsor di tepi jalan menuju ke area air terjun Sedudo, yang merupakan objek wisata alam di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Nganjuk.

Ia menambahkan, dampak dari longsor itu berimbas menutupi parit untuk pengairan sawah warga. Padahal parit tersebut aktif untuk mengairi sawah warga.

“Karena terjadi longsor, air tidak bisa mengalir. Kami khawatir air tersebut meluber. Ini yang menjadi permasalahan, harus bisa mengalirkan air lagi, sehingga tidak terjadi luberan,” ujarnya.

Selain bisa mengancam lahan warga, dikarenakan air tertutup tanah, luberan air juga bisa mengalir hingga perkampungan warga.

Pihaknya menyebut, lokasi yang terkena longsor itu sulit akses untuk alat berat. Untuk itu, sebagai langkah awal akan dilakukan gotong royong melibatkan semua pihak untuk membersihkan parit dari material tumpukan longsor.

“Kami sudah diskusi besok pagi kami kerja bakti bersama, ada TNI, Polri, relawan, Destana (desa tangguh bencana), BPBD, dengan menggunakan alat manual. Kami juga koordinasi dengan dinas PU untuk bisa mengecek, barangkali alat berat bisa masuk ke sana atau tidak. Mudah-mudahan bisa digunakan alat beratnya,” ujar Abdul.

Sementara itu, dari hasil laporan yang masuk, tanah longsor itu mengakibatkan kerugian materiil yang cukup besar karena menimpa sawah dan kebun, kerugian diperkirakan hingga sekitar Rp100 juta. Beberapa tanaman produktif juga rusak seperti cengkih, durian, nangka, alpukat dan sejumlah tanaman lainnya. (ant/fra/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
24o
Kurs