Senin, 6 Mei 2024

Gempa Bantul Tidak Berpotensi Tsunami, Terjadi karena Aktivitas Subduksi Lempeng

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Gempa Magnitudo 6.6 terjadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (30/6/2023) pada pukul 19.57 WIB. Foto: BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, setelah terjadi gempa Magnitudo 6.4 yang terjadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (30/6/2023) pukul 19.57 WIB, terjadi empat kali gempa susulan.

BMKG mencatat, gempa susulan pertama magnitudo 3,5 terjadi pukul 20.19 WIB di laut kedalaman 37 kilometer, tepatnya berada di 8.36 Lintang Selatan, 110.16 Bujur Timur, dangan kedalaman 37 kilometer.

Gempa susulan kedua magnitudo 3,4 terjadi pukul 20.25 WIB di laut kedalaman 43 kilometer, tepatnya berada di 8.55 Lintang Selatan, 110.05 Bujur Timur.

Gempa susulan ketiga magnitudo 4,2 terjadi pukul 20.31 WIB di laut kedalaman 39 kilometer, tepatnya berada di 8.51 Lintang Selatan, 110.07 Bujur Timur.

Gempa susulan keempat magnitudo 3,4 terjadi pukul 20.58 WIB di laut kedalaman 29 kilometer, tepatnya berada di 8.61 Lintang Selatan, 110.09 Bujur Timur.

Daryono Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG menyatakan, gempa bumi tektonik tersebut tidak berpotensi tsunami.

“Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kulonprogo, Nganjuk, Kebumen, Ponorogo dengan skala intensitas IV MMI, yakni bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di Kediri dan Mojokerto dengan skala intensitas III MMI, yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” terangnya.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, ia menyebut, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

BMKG mengimbau kepada masyarakat, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Kepada masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkasnya.(ris/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
29o
Kurs