Senin, 6 Mei 2024

Mahasiswa FK Unair Dampingi Kader Surabaya Hebat untuk Capai Zero Stunting

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat menghadiri forum diskusi peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya, Selasa (8/8/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat menghadiri forum diskusi peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya, Selasa (8/8/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya minta bantuan ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) untuk mencapai target zero stunting, hingga angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) akhir tahun tercapai.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, nantinya mahasiswa akan turun ke kampung atau RW mendampingi Kader Surabaya Hebat (KSH).

“Tadi disampaikan, tidak hanya dokter muda, mahasiswa semua akan dikerahkan untuk membantu Surabaya, target kami adalah zero stunting,” jelasnya menemui civitas akademika FK Unair, Selasa (8/8/2023).

Tujuannya tak hanya mengurangi kasus yang sudah ada tapi juga mencegah stunting sejak dalam kandungan.

“Seperti persiapan-persiapan seperti pelayanan USG. Selain USG, pendampingan dokter anak, pendampingan mahasiswa home visit, termasuk di balai RW,” tuturnya lagi.

Termasuk mendampingi orang tua yang punya riwayat darah tinggi, dan berpotensi melahirkan bayi stunting.

Sementara itu, Prof Dr Dokter Budi Santoso Dekan FK Unair mengatakan, ada 315 mahasiswa per angkatan. Jika digabung dengan universitas lain menjadi seribuan.

“Kalau ada delapan FK di Surabaya maka ada 1.000-an mahasiswa yang diterjunkan. Kalau ini diterjunkan di puskesmas angka stunting tinggi, angka kematian ibu anak tinggi, akan semakin banyak yang bisa dijangkau,” terangnya.

Ia menyebut, selama ini sudah membantu Pemkot Surabaya. Begitu juga dengan FK di universitas lain yang ada di Surabaya. Namun berjalan sendiri-sendiri.

“Mungkin kami akan melakukan satu pelatihan untuk mahasiswa FK Unair, Ubaya, UMS, Unusa dan sebagainya, Sehingga materi yang diberikan adik-adik mahasiswa ini sama,” tutur Prof Budi.

Harapannya usai bersinergi, para mahasiswa akan bisa mengontrol keluhan warga sebelum hingga sesudah melahirkan.

“Konsep pendampingan ini, sebenarnya kami sudah sosialisasi ke nasional pada pertemuan di Jogjakarta 2 Minggu lalu, jadi adik-adik mahasiswa ini mendampingi ibu hamil. Katakanlah kalau ada keluhan, adik-adik mahasiswa yang memantau ada keluhan apa, sudah waktunya kontrol, sampai nanti sudah melahirkan oh sudah selesai tugasnya,” tandasnya. (lta/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
25o
Kurs