Selasa, 30 April 2024

Menkes Sebut Digitalisasi Bantu Selesaikan Masalah Kesehatan

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama dengan Komisi IX DPR RI di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Foto: Antara

Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) RI mengatakan proses digitalisasi membantu memudahkan berbagai urusan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang kesehatan.

“Datang ke dokter Indonesia operasi usus buntu Rp5 juta, ke Singapura Rp50 juta. Informasi itu tidak transparan. Digitalization helps (digitalisasi membantu),” katanya dilansir Antara, Kamis (30/11/2023)

Menkes ingin membuat berbagai hal terkait kesehatan di Indonesia menjadi terdigitalisasi.

Salah satu langkah awalnya diawali saat pandemi Covid-19 di Indonesia. Kala itu Kemenkes memfasilitasi masyarakat Indonesia dengan konsultasi melalui telemedisin.

Saat pandemi berlangsung, hasil tes virus didigitalisasi dan dikirimkan kepada Kemenkes untuk kemudian diteliti.

Jika terdiagnosis positif, kemudian Kemenkes mengirimkan pesan melalui WhatsApp (WA) kepada pasien untuk melakukan konsultasi dengan beberapa penyedia layanan telemedisin yang sudah bekerja sama untuk diberikan resep obat.

Kemudian, sambungnya, resep obat tersebut dikirimkan kepada pihak apotek secara digital, lalu pihak apotek mengirimkan obatnya kepada pasien melalui jasa pengiriman barang.

“Jadi orang sakit tiga hari tanpa tahu dia ngapa-ngapain, tahunya dapat obat. Karena tanpa ia sadari, ada proses digitalisasi di belakang seperti itu,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, upaya digitalisasi kesehatan terinspirasi dari sistem perbankan. Di mana data transaksi yang dikirim memiliki alur yang jelas dari toko/pedagang, yang kemudian dikirimkan ke peladen (server) pusat, lalu dikirim ke bank terkait untuk memastikan saldo tersedia dan akhirnya dikembalikan melalui rute semula sehingga transaksi dapat terselesaikan.

Dengan sistem serupa, sambungnya, sistem kesehatan di Indonesia seharusnya dapat diperbaiki. Salah satunya jika ingin berpindah rumah sakit ketika berobat, di mana pasien tidak perlu lagi direpotkan dengan sistem administrasi yang rumit.

“Itu memindahkan datanya harus bawa setumpuk kertas. Datanya tidak digital, tidak standar, tidak aman, kan merasa bobol. Jadi digitalization helps,” tuturnya.

Diketahui, digitalisasi kesehatan menjadi fokus utama Kemenkes yang tercantum dalam pilar keenam transformasi tesehatan, yaitu transformasi teknologi kesehatan.

Salah satu transformasi tersebut diwujudkan dalam Rekam Medis Elektronik (RME) yang terintegrasi ke dalam aplikasi SATUSEHAT yang diluncurkan pada 11 November 2023 silam.

Teknologi tersebut memungkinkan pasien dapat melihat riwayat kunjungan, diagnosis dokter, hingga obat yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di 2.498 fasyankes yang telah terintegrasi dalam aplikasi SATUSEHAT. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
33o
Kurs