Kamis, 18 April 2024

Pemkot Surabaya Target Seluruh Kampung Terapkan Program Pendampingan Perempuan dan Anak Tahun Ini

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Martadi Koordinator Tim KAS-RPA Kota Surabaya. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menargetkan seluruh kampung menerapkan program Kampunge Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak (KAS-RPA) tahun 2023.

Martadi Koordinator Tim KAS-RPA Kota Surabaya mengatakan, penerapan program itu untuk menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Program itu sekaligus bagian dari terjemahan Surabaya kota responsif gender juga sebagai Kota Layak Anak (KLA).

Tiap kelurahan dan kecamatan diminta lebih responsif menangani masalah yang melibatkan perempuan dan anak.

“Kalau kita ingin menyebut kota itu layak anak, ya di kecamatan sampai dengan kelurahan juga harus layak anak,” kata Martadi.

Martadi menyebut program itu bukan untuk dilombakan, namun dijalankan berkelanjutan untuk memberikan pendampingan terhadap perempuan dan anak.

Martadi menargetkan, tahun ini seluruh kampung di Surabaya sudah menerapkan responsif gender dan layak anak. Indikatornya, yang pertama yakni sudah ada kebijakan dari kelurahan dan kecamatan mengenai program KAS-RPA.

Kedua, adanya sumber daya manusia (SDM) yang menangani persoalan responsif gender dan layak anak. Ketiga, ketersediaan sarana dan prasarana serta alokasi dana penunjang untuk kampung responsif gender dan layak anak.

Kemudian yang keempat, data permasalahan gender dan anak yang terjadi di suatu kampung. Kelima, program riil yang diterapkan di lapangan dalam menangani permasalahan gender dan layak anak.

“Agar program ini berjalan maksimal, kami bersama Pemkot memberikan ruang kepada mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat ke dalam program ini. Setelah kita rekrut, akan dibekali mengenai program ini agar sama persepsinya dengan program ini secara berkelanjutan. Kalau hanya mengandalkan jajaran DP3A-PPKB tentu akan kurang maksimal,” papar Martadi.

Martadi berharap, semakin kompleksnya persoalan kasus kekerasan perempuan dan anak di perkotaan, tetap bisa ditangani secara berkelanjutan.

“Oleh karena itu harus dibangun mulai dari hulu ke hilir, juga diimbangi dengan kegiatan-kegiatan preventif di perkampungan untuk menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,” tandasnya. (lta/ihz/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 18 April 2024
33o
Kurs