Selasa, 7 Mei 2024

Penanganan Kebocoran Data Perlu Transparan untuk Jaga Kepercayaan Masyarakat

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi keamanan siber untuk kebocoran data. Foto: Antara

Ardi Sutedja Pakar Keamanan Siber sekaligus Ketua Indonesia Cyber Security Forum mengatakan, Pemerintah perlu lebih transparan kepada masyarakat dalam hal penanganan kebocoran data, sehingga dapat menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap sistem keamanan siber di Indonesia.

“Kepercayaan publik terhadap sistem digital yang sedang berjalan itu perlu dijaga sehingga dalam penanganan kebocoran data perlu di kedepankan transparansinya. Sehingga masyarakat melihat ada ketegasan dari regulator dan ini menunjukkan integritas (Pemerintah) kepada publik,” ujar Ardi di Jakarta, Sabtu (22/7/2023), dilansir Antara.

Ardi mengatakan, selama ini dalam kasus-kasus dugaan kebocoran data yang terjadi beberapa tahun terakhir, Pemerintah belum terbuka dalam hal penanganan kasus-kasus tersebut dan membuat masyarakat mulai kehilangan kepercayaan.

Maka dari itu, dengan adanya Undang-Undang nomor 27 tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (PDP) dapat mengedepankan transparansi dan publikasi penanganan kasus kebocoran data bisa diatur lewat regulasi tersebut.

Dengan demikian, masyarakat bisa tetap percaya bahwa Pemerintah masih melindungi privasi sebagai bagian hak warga negara.

“Kita sudah punya regulasinya, tinggal bagaimana Pemerintah berani ambil langkah yang tegas jika ada kebocoran data. Karena kasus kebocoran data itu masalahnya bukan hanya data saja tapi menyangkut integritas dan kepercayaan publik kepada Pemerintah,” tambahnya.

Selain menyiapkan anggaran dan regulasi untuk memastikan keamanan data warga negara Indonesia aman di ruang digital, Ardi juga mengingatkan agar pemerintah bisa menjaga komunikasi yang baik dengan para pakar teknologi dan industri.

Dengan demikian, Pemerintah dapat mengetahui perkembangan teknologi dari sisi keamanan siber dan bisa menyiapkan langkah-langkah preventif yang sesuai dalam menjaga keamanan publik dan privasi masyarakat di ruang digital.

“Kehadiran negara perlu ditingkatkan, harus bisa terhubung selalu dengan para praktisi di industri sehingga kita bisa bertukar pikiran antara pelaku industri dan negara. Belajar dari pengalaman orang lain sehingga keamanannya lebih baik,” pungkas Ardi. (ant/fra/faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
32o
Kurs