Kamis, 16 Mei 2024

Penyakit Sifilis Meningkat 70 Persen, Pakar Tekankan Pentingnya Kesetiaan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi penderita penyakit Sifilis. Foto: yesdok.com

Mohammad Syahril Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan kasus sifilis di Indonesia meningkat hampir 70 persen dalam lima tahun terakhir, dari tahun 2018 sampai 2022.

Merespon data itu, Idham Choliq Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menyampaikan pandangannya.

Menurut Idham, sifilis atau penyakit Raja Singa yang disebabkan Bakteri Treponema Pallidum yang merupakan Penyakit Menular Seksual (PMS) bisa mengganggu kesehatan kalau tidak ada pengobatan yang memadai.

“Penyakit itu dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya di alat kelamin, rektum atau mulut. Jika tidak diobati, penyakit itu dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa,” jelasnya dalam keterangan yang diterima, pada Minggu (14/5/2023).

Penyebaran sifilis, kata Idham, dapat terjadi dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak langsung dengan luka sifilis, atau yang dikenal sebagai chancre.

Chancre dapat terjadi pada sekitar penis, vagina, anus, rektum, dan bibir atau mulut,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menyebut sifilis dapat menyebar selama melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral, jika terjadi pada ibu hamil dapat menularkan infeksi kepada anaknya yang belum lahir.

“Waktu rata-rata antara tertular sifilis dan awal gejala pertama adalah 21 hari. Namun, bisa juga antara 10 hingga 90 hari,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Idham juga membagikan cara untuk menghindari penyakit sifilis.

Pertama, dia menekankan supaya seseorang setia dengan satu pasangan atau monogami. Menjalin hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak menderita sifilis, merupakan satu-satunya cara efektif untuk mencegah sifilis.

Kedua, dia mengajak masyarakat meenggunakan kondom. Karena, kondom yang digunakan dengan benar setiap seseorang berhubungan seks dapat mengurangi risiko terkena atau menderita sifilis.

“Kondom menawarkan perlindungan saat kondom menutupi area yang terinfeksi atau tempat yang berpotensi terpapar. Namun, penularan sifilis dapat terjadi dengan lesi yang tidak tertutup oleh kondom,” jelasnya.

Selanjutnya, dia menekankan seseorang menghindari hubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan penderita sifilis.(ris/ihz/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 16 Mei 2024
33o
Kurs