Selasa, 8 Oktober 2024

Perhatikan Baterai dan Konsumsi Energi Saat Memilih Kendaraan Listrik

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Mobil listrik Cevi C1 dari Fakultas Teknik Ubaya saat diluncurkan di depan gedung perpustakaan Ubaya kampus Tenggilis Mejoyo Surabaya, pada Sabtu (11/3/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Jaya Suteja Dosen Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) menyatakan, Pemerintah Republik Indonesia yang telah mengumumkan pembelian kendaraan listrik mendapat insentif hingga puluhan juta rupiah, akan berdampak pada meningkatnya pembelian dan penggunaan kendaraan listrik.

Ia mengatakan, kendaraan listrik memiliki banyak keuntungan dibanding kendaraan konvensional berbahan bakar minyak, alasan utama menurutnya yakni lebih ramah lingkungan.

“Kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi dan suara saat digunakan. Polusi akibat pembangkit listrik terpusat di tempat pembangkitan saja, sehingga lebih mudah ditangani,” ucapnya pada Selasa (21/3/2023).

Selain itu, kata Jaya, proses pembangkitan listrik juga lebih efisien daripada pembuatan bahan bakar minyak. Sehingga, energi yang sama dari bahan bakar awal dapat menggerakkan lebih banyak kendaraan listrik dibanding kendaraan konvensional.

“Harga jual energi listrik juga akan semakin murah. Hal ini menyebabkan biaya kepemilikan dan perawatan jadi jauh lebih murah,” ungkapnya.

Jaya Suteja Dosen Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya). Foto: Ubaya

Ke depannya, ia menyebut prospek kendaraan listrik masih terbilang cerah. “Pemerintah menjadi pemicu percepatan kendaraan listrik. Aturan terkait lingkungan akan mendorong banyaknya penggunaan kendaraan listrik di Indonesia,” terangnya.

Oleh karena itu, ia menjelaskan ada beberapa spesifikasi yang perlu diperhatikan ketika akan membeli kendaraan listrik.

Ia menyebut kapasitas baterai harus diperhatikan. “Pada kendaraan konvensional, kapasitas baterai mirip seperti kapasitas tangki bahan bakar. Semakin besar kapasitas baterai, maka tidak perlu sering melakukan pengisian baterai,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, penting juga untuk mengetahui kendaraan sudah fast charging atau belum, sehingga pengguna tidak perlu menunggu lama untuk mengisi daya kendaraan.

“Hal ini perlu diperhatikan mengingat belum banyak tempat pengisian baterai, khususnya di luar kota besar,” ucapnya.

Ia menambahkan, garansi dari baterai juga perlu diperhatikan, karena menurutnya, harga baterai yang cukup mahal.

“Jika baterai rusak, biaya pembelian seluruh baterai sekitar separuh harga kendaraan listrik baru. Jadi, akan lebih baik jika baterai bisa dibeli per bagian-bagian kecil. Agar bila ada kerusakan, hanya sebagian baterai yang rusak saja yang perlu diganti,” ucapnya.

Terakhir, ia menekankan, agar pembeli juga mempertimbangkan konsumsi energi tiap kilometer.

“Hal ini diukur dengan equivalent miles per gallon. Semakin tinggi nilai ekuivalennya, artinya kendaraan listrik semakin irit dan dapat memperbesar jarak tempuh,” pungkasnya.(ris/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Selasa, 8 Oktober 2024
25o
Kurs