Rabu, 8 Mei 2024

PPIH Siapkan Tiga Skema Penyelenggaraan Ibadah untuk Lansia Jelang Armuzna

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Petugas membimbing jemaah haji lansia melakukan niat umrah di Bir Ali. Foto: Kemenag

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah mempersiapkan tiga skema untuk membantu jemaah lansia jelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Ketiga skema itu disosialisasikan kepadapengurus Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).

“Menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, kami telah siapkan tiga skema penyelenggaraan ibadah, khususnya bagi jemaah haji lansia,” kata Arsad Hidayat Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) dikutip dari laman resmi Kemenag, Rabu (21/6/2023).

Menurut Arsad, KBIHU memiliki posisi strategis untuk ikut memberikan pemahaman kepada jemaah haji, termasuk jemaah lansia. Karena, KBIHU umumnya memilki banyak jemaah. Pesan dari para ustaz di KBIHU pun didengar dan diikuti jemaahnya.

Skema pertama disiapkan untuk jemaah lansia yang meninggal dunia setelah di embarkasi, saat di pesawat, atau di Tanah Suci. Serta jemaah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat jadi tidak bisa dimobilisasi. Jemaah yang masuk dalam kategori skema itu akan dibadalhajikan.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, sampai saat ini tercatat ada 99 jemaah haji Indonesia yang meninggal di pesawat, Jeddah, Madinah, dan Makkah. “Jadi nantinya akan ada orang yang membadalkan hajinya,” terang Arsad.

Skema kedua, disiapkan bagi jemaah haji yang sakit dan dirawat. Baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) ataupun di RS Arab Saudi, dan masih bisa dimobilisasi. Jemaah dengan kategori itu akan disafariwukufkan.

“Kami akan angkut dengan bus yang sudah dimodifikasi, ada jemaah yang duduk dan baring. Satu dua jam di Arafah kemudian akan kembali ke KKIH atau RSAS,” sebutnya.

Skema ketiga, disiapkan bagi jemaah lansia yang fisiknya sehat, hanya harus menggunakan kursi roda. Mereka akan tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani wukuf seperti jemaah haji normal lainnya.

“Hanya kami sedang mempersiapkan skema dengan pihak Syarikah supaya mereka tidak harus mampir di Muzdalifah. Sebab, Muzdalifah itu kan hamparan pasir. Kalau nanti kursi roda turun di sana akan berat mendorongnya,” paparnya.

Arsad juga mempersilakan kepada para jemaah yang akan mengambil inisiatif untuk tidak menginap di tenda Mina, tapi kembali ke hotel. Namun, dia mengingatkan tidak ada layanan katering di hotel. Sebab, katering yang disiapkan pihak muassasah hanya diperuntukkan bagi jemaah yang menginap di Mina.

“Jadi jemaah yang mengambil pilihan untuk pulang ke hotel pada fase mabit di Mina, mereka harus mencari makan sendiri,” tandasnya.(saf/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
33o
Kurs