Senin, 29 April 2024

Ibu Santri Korban Penganiayaan Minta Pelaku Dihukum Berat dan Pengasuh Ponpes Tanggung Jawab

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi.

Ibu kandung santri inisial BBM (14 tahun) asal Banyuwangi yang jadi korban penganiayaan empat seniornya di pondok pesantren, berharap para tersangka dihukum berat dan pengasuh ponpes tanggung jawab.

Suyanti (38 tahun) berharap, ada titik terang proses hukum kematian anaknya, dan empat santri yang sudah ditetapkan tersangka, bisa dihukum seberat-beratnya.

“Mudah-mudahan ada titik terang. Saya tidak mau menambahi dan mengurangi, karena dengan kepergian anak saya itu sudah membuat saya sakit sekali. Saya ingin dihukum berat semua pihak tersangka dan yang menutup-nutupi kejadian ini,” kata Suyanti, Jumat (1/3/2024).

Ia juga ingin ada rekonstruksi kejadian ulang dan digelar di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ponpes.

Permintaan itu sekaligus membantah fakta rekonstruksi yang diungkap polisi, bahwa para tersangka memukuli korban dengan tangan kosong.

“Sangat-sangat bohong sekali (bahwa hanya pakai tangan kosong). Soalnya yang saya tahu, saya lihat di kaki anak saya ada sundutan rokok,” ujarnya.

“Kalau saya (ingin rekonstruksi) harus diadakan di tempat kejadian perkara, dan jangan ada yang ditutup-tutupi. Kedatangan saya ke Kediri hari Senin (4/3/2024) harus ada rekonstruksi ulang di TKP dengan sebenar-benarnya,” imbuhnya lagi.

Suyanti juga minta, Fatihunada (Gus Fatih) pengasuh ponpes ikut bertanggung jawab karena sudah lalai mengawasi para santrinya.

“Pondok harus bertanggung jawab,” tegasnya.

Kelalaian itu, lanjutnya, terlihat saat Gus Fatih mengklaim tidak tahu kejadian penganiayaan kepada korban, karena sedang bepergian ke luar kota.

“Gus Fatih bilang dia tidak tahu karena alasannya dia di Trenggalek, habis keluar kota. Soal kondisi dia tidak tahu, berarti kan dia tidak tahu bisa terjadi seperi ini, kenapa dia tidak mengecek situasi atau melihat kondisi jenazah langsung. Berarti ada yang tidak wajar,” katanya lagi.

Padahal seharusnya, santri yang sudah dititipkan orang tua, menjadi tanggung jawab ponpes.

“Karena meninggalnya itu di pondok, maka pihak pondok itu otomatis dititipin anak saya, dia ikut bertanggung jawab,” tuturnya lagi.

Meski ia mengaku Gus Fatih sudah menyampaikan belasungkawa dan permohonan maaf atas kejadian yang menimpa korban. Tapi keluarga tetap ingin ponpes bertanggung jawab.

“Iya, dia (Gus Fatih) turut berbelasungkawa juga, meminta maaf gitu aja, dia seandainya dipanggil kapolres untuk itu dia siap untuk dipanggil. Pihak keluarga memaafkan, semua memaafkan. (Tapi) karena memang mengikuti proses hukum, jadi tetap minta pertanggungjawaban dari pondok,” tandasnya. (ita/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
26o
Kurs