Sabtu, 27 April 2024

Kisah Batik Wistara Penghasil Batik Karya Para Disabilitas

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Proses perapihan jahit di Batik Wistara Surabaya, Kamis (21/3/2024). Foto: Firman Magang suarasurabaya.net

Batik Wistara Sejahtera Surabaya yang terletak di Jalan Tambak Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya, merupakan penghasil produk batik karya para perajin penyandang disabilitas.

Sumarni kepala produksi Batik Wistara menceritakan, saat awal didirikan pada 2010 lalu, mereka awalnya tidak langsung mempekerjakan penyandang disabilitas.

“(Tapi) Aryo Setiawan selaku CEO dulu akhirnya membuka lapangan pekerjaan untuk anak difabel karena, (banyak cerita penyandang disabilitas) melamar di berbagai tempat tidak diterima,” ucapnya kepada suarasurabaya.net, Kamis (21/3/2024).

Pengukuran serta pemotongan kain batik di Batik Wistara Surabaya, Kamis (21/3/2024). Foto: Firman Magang suarasurabaya.net

Ia mengatakan, para pekerja di Batik Wistara kini merupakan penyandang Tuna Wicara, Tuna Rungu, dan Tuna Daksa.

“Semua kami terima dengan senang hati, meskipun cuma bisa setrika ataupun cuma bisa menyapu juga tetap kami terima,” paparnya.

Marni sapaan akrabnya, juga mengatakan jika ada yang keluar untuk coba bekerja ditempat lain, mereka mempersilahkan. Bahkan kebanyakan bisa membuka tempat permak sendiri.

“Biasanya yang sudah keluar tetap kami bolehkan kembali kesini kalau masih mau, ada juga yang sudah sukses buka usaha sendiri,” tegasnya.

Dalam satu hari, para penjahit di Batik Wistara mampu membuat lima hingga 12 batik per anaknya. Semua dilakukan dengan keinginan sendiri dan tanpa paksaan dari manapun.

Dia juga memamparkan bahwa Batik Wistara punya corak khas Suroboyoan untuk memikat minat masyarakat Kota Pahlawan.

“Selain Suroboyoan, kita juga punya ciri khas khusus yakni, memiliki empat hingga tujuh motif batik dalam satu kain,” jelasnya.

Beberapa pilihan kain batik yang disediakan di Batik Wistara Surabaya, Kamis (21/3/2024). Foto: Firman Magang suarasurabaya.net

Meskipun corak batik menjadi abstrak, menurutnya para peminat Batik Wistara justru sangat menyukai corak tersebut. Mereka menyebut corak Batik Wistara beda dari yang lain.

Terakhir, Marni berharap supaya batik di Indonesia semakin pesat perkembangannya, tidak sampai hilang dari pengetahuan anak-anak sekarang.

“Semoga batik tetap lestari, kalau kita menggunakan cara agar batik tetap lestari dengan cara, mau bahannya naik harga, kita tetap usahakan harga jual di Batik Wistara tetap sama dengan kualitas yang sama,” tandasnya. (man/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
33o
Kurs