Jumat, 25 Oktober 2024

MUI Imbau Jemaah Lansia Lebih Baik Ikut Skema Murur Demi Keselamatan

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Peserta safari wukuf lansia nonmandiri saat digeser dari hotel sektor menuju hotel transit di Makkah, Rabu (12/6/2024). Foto: MCH 2024

Anwar Abbas Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan jemaah haji Indonesia yang lanjut usia dan berisiko tinggi sebaiknya ikut skema murur demi keselamatan diri.

Mabit (bermalam) di Muzdalifah dengan cara murur dilakukan hanya dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah.

Jemaah haji saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus dan tidak turun dari kendaraan. Kemudian bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

Dilansir dari Antara pada Kamis (13/6/2024), Anwar Abbas mengatakan jika pilihan mabit di Muzdalifah dengan skema murur patut menjadi pilihan karena bertujuan menjaga keselamatan diri.

“Itu ada alasannya, masyaqqah, kesulitan. Dalam maqashid syariah, kan, ada hifdzunnafs, ya, ada pertimbangan keselamatan jemaah,” kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.

Buya Anwar juga sepakat dengan program murur yang disiapkan pemerintah. Jemaah lansia, jemaah dengan risiko tinggi, serta pendampingnya mulai diberangkatkan dari Arafah langsung menuju Mina dimulai sejak pukul 19.00 atau tujuh malam.

“Itu, kan, artinya sudah melewati malam, ya. Saya kira sah. Malam, kan, dimulai dari terbenamnya matahari. Memang ada ulama menyatakan lewat jam 12 malam, tetapi situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. Melihat luas sekarang ini, saya punya kesimpulan memang tidak mungkin,” katanya.

Berdasarkan catatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), area Muzdalifah yang diperuntukkan jemaah haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi.

Pada tahun 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 orang jemaah Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara ada sekitar 27.000 orang (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid sehingga setiap anggota jamaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat sekitar 0,45 keter persegi di Muzdalifah.

Tahun 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati jemaah haji Indonesia. Sehingga sebanyak 213.320 orang dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah.

Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat di Muzdalifah seluas 20.000 meter persegi sehingga ruang yang tersedia untuk setiap anggota jamaah jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah sekitar 0,29 meter persegi.

Oleh karena itu, mabit Muzdalifah dengan skema murur menjadi ikhtiar pemerintah untuk dapat mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Pemerintah menargetkan 55 ribu orang jemaah haji Indonesia akan melakukan skema murur. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 25 Oktober 2024
36o
Kurs