
Puncak pelaksanaan ibadah haji 1446 H yang berlangsung mulai 4 Juni 2025 sedikit lagi tuntas dijalani jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kementerian Agama (Kemenag) RI memastikan seluruh proses pergerakan jemaah dari Mekkah ke Arafah, Muzdalifah, hingga Mina (Armuzna) berjalan sesuai skema dan pengawasan yang ketat.
Kemenag juga melakukan koordinasi intensif dengan delapan syarikah yang ditunjuk Pemerintah Arab Saudi. Masing-masing syarikah bertanggung jawab penuh terhadap kloter-kloter jemaah yang mereka layani, mulai dari konsumsi, transportasi, hingga akomodasi.
Pantauan Aini Kusuma penyiar Suara Surabaya dari Tanah Suci, yang termasuk dalam layanan syarikah MCDC dan ditempatkan di Maktab 15. Ketika tiba di Arafah, jemaah disambut tim MCDC yang membagikan souvenir berupa tasbih digital, kacamata tidur, masker kain, plastik tempat kerikil untuk jumrah, payung, serta gelas berisi kopi, teh, hingga saus tomat dan saus cabai.
Fasilitas tenda di Arafah juga jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Jemaah mendapatkan karpet bersih, tempat tidur model sofa lengkap dengan bantal dan selimut, serta jumlah toilet yang memadai.
Perbedaan layanan antar-syarikah memang terasa. Setiap jemaah dari kloter berbeda mendapatkan souvenir dan perlakuan khas masing-masing penyedia layanan.
Hilman Latief Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, yang berada di Makkah menyampaikan bahwa skema pelayanan selama puncak haji sudah dipersiapkan matang.
Termasuk pengaturan pergerakan jamaah setelah magrib dari Arafah menuju Muzdalifah untuk mabit, kemudian dilanjutkan ke Mina setelah tengah malam.
Khusus bagi jamaah lansia, disabilitas, dan yang memiliki komorbid, Kemenag dan pihak syarikah melaksanakan skema Safari Wukuf Khusus. Mereka mendapatkan pengawalan tenaga medis, pendamping ibadah, hingga hotel transit agar tetap dapat menjalankan rukun haji secara aman dan layak.
Program nurut dan tanazul juga terus dimonitor untuk memastikan kelancaran ibadah hingga akhir masa Armuzna. (ain/bil/ipg)