
Dua terowongan kereta api peninggalan Belanda di Kabupaten Jember, yaitu Terowongan Mrawan dan Garahan, akan dibangun ulang setelah lebih dari satu abad digunakan.
Kedua terowongan tersebut dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api Hindia Belanda, pada 1901 dan rampung pada 1910.
Revitalisasi ini direncanakan oleh Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Surabaya, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, sebagai bagian dari upaya modernisasi infrastruktur kereta api nasional.
Saat ini, kondisi kedua terowongan dinyatakan masih layak operasi. Terowongan Garahan memiliki panjang 113 meter, sedangkan Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Senin (11/8/2025), dijelaskan bahwa kondisi kedua terowongan itu masih aman dilalui kereta api reguler, dengan pembatasan kecepatan tertentu.
Namun, Terowongan Mrawan mengalami perembesan air di salah satu bagiannya. Selama 2021–2024, BTP Surabaya telah melakukan perawatan drainase, mengingat usia terowongan yang telah mencapai lebih dari 110 tahun dan keberadaan sungai di atas struktur tersebut. Meski demikian, perbaikan yang dilakukan selama ini bersifat sementara.
Rencana pembangunan baru kedua terowongan ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan juga tercantum dalam Rencana Strategis BTP Surabaya 2025–2030.
Studi kelayakan diusulkan pada 2026–2027, dan diharapkan pembangunan fisik dapat dimulai pada 2028 serta selesai pada 2029.
Selain untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi perjalanan kereta api, pembangunan ini juga ditujukan untuk mendukung hilirisasi ekonomi.
Dengan infrastruktur yang lebih andal, pengiriman barang ke wilayah timur Pulau Jawa diharapkan meningkat, seiring dengan pertumbuhan lalu lintas kereta api di jalur Kalisat–Banyuwangi. (saf/ipg)